Suara.com - Pemain muda Indonesia, Bagus Kahfi diketahui bertemu presiden Arema, Gilang Widya Pramana. Pertemuan itu kemudian memunculkan rumor sang pemain.
Bagus Kahfi saat ini berkarier di Belanda bersama FC Utrecht. Namun, masa depan kontraknya kini masih abu-abu karena bakal habis Juni 2022 mendatang.
FC Utrecht memang punya opsi untuk memperpanjang kontraknya dua tahun. Akan tetapi, masih belum diketahui pasti apakah pemain asal Magelang itu bakal dipertahankan.
Di tengah kontraknya yang masih simpang siur, Bagus Kahfi bertemu presiden Arema di Belanda. Hal itu kemudian memunculkan rumor bahwa ia bisa saja pulang ke Indonesia.
Baca Juga: Menuju Piala AFF, Bima Sakti Ungkap Kriteria Pemain Timnas Indonesia U-16 Pilihannya
Meluruskan rumor yang ada, presiden Arema yang bernama Gilang Widya Pramana menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Bagus Kahfi bukan untuk membahas kontrak.
Ia tidak menyebut bakal membawa Bagus ke Arema. Sebaliknya, Gilang mendukung agar saudara kembar Bagas Kaffa ini terus melanjutkan karier di Eropa.
"Di Belanda didatangi pemain masa depan dan potensi timnas Indonesia Bagus Kahfi," tulis Gilang di keterangan postingannya.
"Aku seneng ada pemain Indonesia yang keluar dari zona nyaman dan bermain di luar negeri. Semangat terus adikku, sukses berkarier di Eropa!" sambungnya.
Sebelumnya, Bagus Kahfi dan pemain Indonesia lainnya, Brylyan Aldama sempat diserang atau dikritik oleh netizen. Hal itu karena keduanya berkomentar soal pemain naturalisasi.
Baca Juga: Gabung Tokyo Verdy, Pratama Arhan Ragu Bela Timnas Indonesia U-23 di SEA Games
Menurut Brylian Aldama, hadirnya pemain naturalisasi tentu bisa memberikan warna baru bagi Timnas Indonesia. Namun, tidak semua pemain keturunan harus naturalisasi.
"Penting sih penting, tapi kan nggak harus semua yang punya darah keturunan, semua dinaturalisasi," ungkap Brylian Aldama.
Sementara menurut Bagus Kahfi, ia mengaku bahwa naturalisasi memang membantu Timnas, namun di sisi lain, juga menutupi peluang pemain potensial asli Indonesia.
"Kita kan punya 200 juta lebih penduduk Indonesia, sebesar itu, masa kita nggak bisa menemukan 23 pemain yang bisa membawa Indonesia lebih jauh lagi," ucap Bagus Kahfi.
"Kita sebagai pemain juga percaya bahwa kita mampu untuk itu semua. Masa nggak ada (yang lolos kualifikasi), sampai harus naturalisasi pemain?" sebut Bagus Kahfi.
"Negara kita besar, pemain kita kan banyak, masa enggak percaya sama pemain-pemain Indonesia asli tanpa keturunan. Saya nggak ada masalah sama (pemain keturunan), tapi masa dari 200 juta lebih penduduk Indonesia, tidak bisa ke Timnas, kan pemain kita banyak banget," pungkas Bagus Kahfi.