Suara.com - Pemain klub Israel, Stanislav Bilenkyi mengaku tidak takut dengan serangan rudal yang dilakukan oleh militer Iran.
Stanislav Bilenkyi yang merupakan pemain asal Ukraina itu mengatakan bahwa ia akan tetap tinggal di Israel meski rudal-rudal Iran terus menghantam.
Perang Iran-Israel pecah sejak akhir pekan lalu, Jumat 13 Juni 2025. Perang ini dimulai saat militer negara Zionis itu menyerang instalasi militer milik Iran.
Iran tak tinggal diam. Serangan rudal dimulai sejak Sabtu (14/6) hingga Minggu dinihari menghujani wilayah Israel dan mengakibatkan 13 orang tewas dan 200 orang lainnya mengalami luka-luka.
Menurut pemain yang membela klub Israel, Ironi Tiberias itu bahwa ia memutuskan untuk tetap di sana bersama keluarganya.
![Pelatih Korban Shin Tae-yong Terjebak di Perang Iran vs Israel [Tangkap layar X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/16/20608-perang-iran-vs-israel.jpg)
Pemain klub Israel itu menegaskan bahwa sampai saat ini ia masih merasa aman. Meski diakui bahwa ada rasa cemas yang datang.
"Kami merasa aman di sini bahkan saat insiden semacam itu terjadi. Situasinya tenang hampir sepanjang waktu tetapi kamu selalu menunggu dan ada sedikit kecemasan yang tidak dapat dihindari," ucapnya seperti dikutip Suara.com dari salah satu media Israel, Senin (16/6).
Menurutnya, rumah-rumah di Israel memiliki alat pemadam kebakaran sendiri. Stanislav Bilenkyi mengatakan bahwa kondisi paling sulit ialah jika harus mengungsikan anak-anaknya ke tempat penampungan.
"Satu-satunya hal yang sulit adalah pergi ke tempat penampungan di tengah malam bersama anak kecil, tetapi keselamatan lebih penting," sambung pemain klub Israel itu.
Baca Juga: Perang Iran-Israel Kian Panas, Pasar Keuangan Global Panik
Sementara itu, aksi balasan militer Iran ini dikomentari pesepak bola Sardar Azmoun. Lewat akun Instagram miliknya, striker klub UEA Shabab Al-Ahli itu memuji tindakan balasan Pasukan Garda Revolusi Iran.
Sardar Azmoun dengan tegas menyebut bahwa tindakan pasukan Garda Revolusi Iran sebagai pejuang pemberani.
Ia juga memberikan dukungan dan doa untuk masyarakat kota Tabriz, Iran yang jadi sasaran rudal milik Israel.
"Tabriz akan berdiri kokoh dan para pejuang pemberani akan memastikan bahwa Iran tak pernah gentar," tulis Azmoun seperti dikutip Suara.com, Senin (16/6).
"Musuh sedang bertekuk lutut," tegas eks pemain AS Roma itu.
Pernyataan serupa juga diungkap oleh gelandang serang keturunan Swedia-Iran, Saman Ghoddos.
Menurut Ghoddos, tindakan militer Iran akan selalu mendapat dukungan dari masyrakat.
"Kami semua mendukung para pejuang heroik kami," ungkap eks pemain Brentford tersebut.
Sementara itu, bos klub Iran Persepolis Reza Darvish juga mengutarakan rasa suka cita atas serangan balasan kepada Israel.
"Musuh zionis harus ingat dan tahu bahwa meskipun kami tidak semua percaya pada nilai-nilai yang sama, meskipun kami kadang-kadang memiliki masalah, kami semua akan berjuang dengan satu hati dan satu bahasa," tegasnya.
"Orang-orang pemberani Iran layak mendapatkan semua berkah dan harapan terbaik," sambungnya.
"Musuh perlu tahu bahwa rakyat Iran bersedia mati demi tanah mereka, dan bahwa hukuman balasan akan segera tiba," tegas Reza Darvish.
Eks pelatih Australia Terjebak di Irak
Sementara itu, eks pelatih Australia, Graham Arnold dikabarkan terjebak di perang Iran vs Israel yang semakin memanas.
Graham Arnold yang jadi korban tangan Shin Tae-yong saat jadi pelatih Timnas Indonesia berada di Irak dan tidak bisa pulang ke Australia.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional dikabarkan telah menghindari rute penerbangan di sekitar Irak, Iran dan Yordania.
Emirates dan Qatar Airways juga telah membatalkan penerbangan ke Irak.
Rekan dari Graham Arnold mengatakan bahwa pelatih Irak itu dalam kondisi aman namun gelisah, panik dan tak nyaman.
Graham Arnold menurut rekannya tersebut panik karena kedutaan besar AS yang berlokasi satu kilometer dari tempatnya tinggal sudah ditutup oleh Presiden Donald Trump.

"Arnie (Graham Arnold) terjebak di Baghdad, bandara ditutup dan ia terdengar panik," ucap salah satu kawan Graham Arnold seperti dikutip Suara.com dari The Courier Mail.
"Graham tidak banyak bicara, tetapi satu-satunya kekhawatirannya ialah apakah konflik ini bisa meningkat hingga melibatkan Irak," sambung rekan Graham Arnold tersebut.
"Arnie saat ini aman namun ia gelisah dan tampak tak nyaman,"
Setelah mengundurkan diri sebagai pelatih Australia menyusul hasil imbang 1-1 melawan Timnas Indonesia beberapa waktu lalu, Graham Arnold menerima pekerjaan sebagai pelatih Irak pada Mei lalu.