Apple sendiri adalah perusahaan teknologi yang selama ini produknya dirakit di China. Nah Tiongkok jadi negara paling terdampak efek tarif Trump hingga 145 persen.
Sayang Apple tidak menanggapi soal rumor kenaikan harga iPhone tersebut.
Jika Apple memutuskan untuk menaikkan harga iPhone, perusahaan asal AS itu bisa mengurangi efek biaya produksi yang tinggi. Lebih lagi mereka juga sempat mengalihkan pabrik dari China ke India.
Awal bulan ini, Apple sendiri mengakui kalau kebijakan tarif Trump bisa menambah biaya perusahaan hingga 900 Dolar AS atau Rp 14,8 triliun untuk kuartal April hingga Juni 2025.
Untuk mengurangi biaya itu, Apple mengatakan kalau sebagian besar iPhone yang dijual di AS akan diproduksi dari India.
Kekhawatiran harga iPhone naik juga sempat dilontarkan para analis. Mereka memperingatkan perusahaan apabila mau menaikkan harga, maka harus siap juga pangsa pasarnya berkurang.
Lebih lagi para pesaing seperti Samsung terus berinovasi dengan fitur-fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), berbeda dengan Apple yang justru telat menerapkannya.
Analis dari firma riset Rosenblatt Securities juga sudah memperkirakan kenaikan harga iPhone hingga 43 persen.
Sebagai contoh harga iPhone 16 di AS dibanderol 799 Dolar AS atau Rp 13,1 juta, tapi bisa naik menjadi 1.142 Dolar AS atau Rp 18,8 juta.
Baca Juga: Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump