
Syarat Mengajukan Pinjaman BRI untuk Modal Kerja Lewat BRImo
Suara.com - Dalam rangka mendukung perputaran ekonomi, BRI menyediakan fasilitas kredit modal kerja (KMK) yang dapat diajukan hanya melalui aplikasi BRImo. Cara dan syaratnya yang gampang diharapkan mampu memantik iklim industri, utamanya di kalangan generasi muda.
Sesuai dengan namanya, Kredit Modal Kerja BRI merupakan fasilitas kredit untuk membiayai operasional usaha termasuk kebutuhan untuk pengadaan bahan baku, proses produksi, piutang dan persediaan. Kredit ini sangat bagus untuk Anda yang hendak membangun usaha menjadi lebih besar.
Syarat Mengajukan KMK
1. Rekening BRI Aktif
2. Dokumen Identitas atau E-KTP
3. Dokumen Pelengkap
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
- TDP (Tanda Daftar Perusahaan) atau NIB (Nomor Induk Berusaha)
4. Catatan Pembukuan Usaha
5. Mutasi Rekening 6 Bulan terakhir
Cara Mengajukan KMK Melalui BRImo
1. Buka aplikasi BRImo di HP Anda, pastikan Anda sudah memiliki akun.
2. Setelah itu, klik menu Kredit Modal Kerja
3. Isi jumlah pinjaman yang ingin Anda ajukan.
4. Setelah itu, silahkan isi identitas diri seperti nama, alamat, no KTP dan semua yang tertera di formulir.
5. Klik Selanjutnya untuk memproses pinjaman.
6. Pada bagian selanjutnya ini Anda akan diminta untuk mengisi profil keuangan dari usaha yang sedang Anda jalankan saat ini.
7. Di sini, Anda wajib mengisi informasi tentang penjualan, laba bersih, piutang dan total hutang yang Anda miliki saat ini. Setelah mengisi semua informasi tersebut, Anda bisa mengklik bagian selanjutnya.
8. Anda juga akan diminta untuk mengupload foto E-KTP dengan format file Jpeg dengan ukuran file maksimal 2 MB.
9. Ikuti saja prosesnya.
10. Jika pendaftaran selesai, Anda akan diberikan nomor registrasi untuk melacak perkembangan pengajuannya.
Berdasarkan informasi resmi yang dirilis website BRI, KMK bisa mencapai limit tidak terbatas atau sesuai dengan kemampuan debitur. Jangka waktu kredit hingga 15 tahun (180 bulan) atau usia debitur saat jatuh tempo kredit maksimal 75 tahun (Briguna lunas selambat-lambatnya pada saat debitur berulang tahun yang ke-75).
Di samping KMK, BRI juga memiliki fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai jalan mendapatkan modal bagi pengusaha kecil. BRI mencatat penyaluran KUR sebesar Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM hingga akhir November 2024. Pencapaian ini menunjukkan komitmen BRI sebagai bank yang mengimplementasikan Asta Cita dalam mendukung pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan. "Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan," ujarnya.
BRI mencatat penyaluran KUR tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan sektor produksi. “Sektor Pertanian menjadi penyumbang terbesar diantara sektor lainnya yaitu senilai Rp.69,60 triliun atau mengambil porsi 39,62%,” imbuh Supari.
Sebelumnya Supari mengusulkan skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun depan dibagi menjadi dua, yakni mendorong inklusivitas dan graduasi pelaku UMKM. Skema berbeda penting untuk dijalankan mengingat adanya perbedaan kualifikasi penerima kredit bersubsidi dari pemerintah.
"KUR harus mulai berbeda skemanya. Menurut saya ada dua skema, yakni dalam rangka inklusi dan dalam rangka menyiapkan graduasi atau pregraduasi," jelas Supari dalam diskusi bertajuk Menuju Satu Dekade KUR untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembiayaan Usaha Produktif, di Jakarta (13/11).
Merujuk pada data kajian yang dilakukan BRI dan BRIN, KUR menaikkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32%-50%. Kemudian KUR juga mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34%-38%.
Debitur KUR juga menghadapi peningkatan pengeluaran melalui angsuran KUR dan biaya teknis lainnya. Namun demikian, keterampilan teknis dapat mendorong efisiensi biaya. Di samping itu, pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28% lebih banyak ketimbang non debitur KUR.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni