
Dari Nol Hingga Singapura: Inilah Perjuangan UMKM Batik Lamongan yang Didukung BRI
Suara.com - Meskipun belum masyhur sebagai sentra batik, Lamongan kini memiliki representasi baru berkat Umbar Basuki dan UMKM-nya, Batik Tulis Soedjono. Lebih dari sekadar produsen kain batik, usaha ini mengemban misi ganda: mengedukasi generasi muda tentang seni batik tulis dan memberdayakan komunitas lokal.
Menurut Umbar, saat ditemui di ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025, pemahaman masyarakat Lamongan terhadap batik masih terbatas. Kondisi ini menjadi pemicu baginya untuk mendirikan Batik Tulis Soedjono pada tahun 2019, dengan konsep batik tulis custom. Konsep ini memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mewujudkan motif unik sesuai dengan imajinasi mereka.
Ide ini ternyata mendapat respons positif dari para penggemar batik yang menghargai eksklusivitas. Setiap motif yang dihasilkan hanya dibuat satu kali, menjamin tidak adanya duplikasi. Lebih dari sekadar produk fesyen, Batik Tulis Soedjono juga berupaya mendobrak anggapan bahwa batik tulis selalu mahal dan terkesan kaku.
Umbar ingin membuktikan bahwa batik tulis dapat tampil modern, fleksibel, dan dengan harga yang lebih terjangkau, di mana pelanggan dapat memiliki batik custom mulai dari Rp 250 ribu per potong.
Merintis Batik Tulis Soedjono bukanlah perjalanan tanpa tantangan. Berbeda dengan daerah-daerah yang telah memiliki ekosistem batik yangSolid, Umbar harus membangun fondasi produksi dari nol.
Mulai dari perancangan desain, pembuatan pola, proses canting (mengaplikasikan lilin panas), hingga pewarnaan, semuanya ia kerjakan sendiri di awal perjalanan usahanya.
Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan, Umbar mulai melibatkan masyarakat di sekitarnya. Ia memberikan pelatihan membatik kepada ibu-ibu setempat, memberdayakan mereka dengan keterampilan baru dan menciptakan lapangan kerja di komunitasnya.
Kini, setelah lima tahun beroperasi, Batik Tulis Soedjono telah mengalami perkembangan signifikan. Usaha ini memiliki sembilan karyawan tetap dan lima tenaga penjahit paruh waktu, yang semuanya berasal dari komunitas lokal Lamongan. Bagi Umbar, batik bukan sekadar tentang menghasilkan kain, melainkan juga tentang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Sebagai UMKM yang dibina oleh BRI Unit Sugio, Lamongan, Batik Tulis Soedjono mendapatkan berbagai dukungan yang krusial untuk pengembangan bisnisnya. Melalui program pembinaan BRI, Umbar memperoleh akses ke berbagai pelatihan yang relevan, strategi pemasaran yang efektif, hingga jaringan dengan penjahit berkualitas dari UMKM binaan BRI lainnya. Umbar mengakui bahwa di awal usahanya, ia hanya fokus pada produksi tanpa memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara memasarkan produknya. Berkat bimbingan dari BRI dan dukungan dari sang istri, usahanya akhirnya mampu berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Perjalanan Batik Tulis Soedjono tidak hanya terbatas pada pasar domestik. Pada tahun 2022, usaha ini berhasil menerima pesanan khusus dari Singapura dengan motif khas Lamongan, yaitu Daliwangun.
Motif ini merupakan kombinasi antara burung dali (sejenis walet) dan pohon wangun, yang keduanya memiliki makna simbolis yang kuat bagi identitas daerah Lamongan. Keberhasilan menembus pasar internasional ini menjadi bukti bahwa batik Lamongan memiliki daya saing yang patut diperhitungkan di kancah global. Selain itu, permintaan dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Medan, Samarinda, Batam, dan Ternate, juga terus menunjukkan tren peningkatan.
Melihat manfaat nyata dari ajang seperti BRI UMKM EXPO(RT), Umbar berharap agar kegiatan serupa dapat diperluas hingga ke kota-kota kecil. Menurutnya, hal ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi UMKM lainnya untuk mengakses pasar yang lebih luas dan mengembangkan usaha mereka.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) 2025, yang kini memasuki tahun keenam penyelenggaraannya, merupakan wujud komitmen BRI dalam memperkuat peran UMKM sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Acara ini menyajikan beragam kegiatan yang mendukung pertumbuhan UMKM, mulai dari pameran (expo), showcase UMKM terpilih, business matching (pertemuan bisnis), UMKM Award (penghargaan UMKM), hingga instalasi seni dan hiburan yang menarik pengunjung.
Antusiasme peserta terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun ini, sebanyak 1.000 UMKM terbaik berhasil lolos seleksi ketat dan dipamerkan dalam lima kategori utama, yaitu Dekorasi Rumah dan Kerajinan (153 UMKM), Makanan dan Minuman (358 UMKM), Aksesori dan Kecantikan (181 UMKM), Fesyen dan Wastra (273 UMKM), serta Kesehatan dan Kebugaran (35 UMKM).
Selama empat hari penyelenggaraan, dari tanggal 30 Januari hingga 2 Februari 2025, acara ini berhasil menarik lebih dari 63.000 pengunjung. Hendy menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk membuka akses pasar global bagi UMKM serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan BRI akan terus mendorong perluasan lapangan kerja melalui pemberdayaan UMKM dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat.