Namun Ueda dipastikan absen di laga sore nanti. Besar kemungkinan Moriyasu akan memasang Koki Ogawa. Bagi Koki Ogawa, formasi 3-4-2-1 juga membuatnya nyaman.
Buktinya Ogawa mampu mencetak brace alias dua gol saat Jepang hancurkan Myanmar 5-0 dengan formasi 3-4-2-1.
Sekilas Formasi 3-4-2-1
Formasi 3-4-2-1 kerap digunakan sejumlah pelatih top dunia. Pelatih Ronald Koeman hingga Pep Guardiola kerap menggunakan formasi ini dan mampu meraih hasil maksimal.
Formasi 3-4-2-1 dianggap sebagai taktik paling ideal di sepak bola modern. Menempatkan tiga bek disebut lebih memberikan rasa nyaman dan aman di lini belakang dibanding dengan dua bek sejajar pada formasi klasik 4-4-2, misalnya.
Di beberapa situasi, pemain belakang dituntut berperan aktif membantu mengalirkan bola. Di formasi ini, bek diwajibkan tak hanya bisa tackling namun juga melepaskan crossing yang akurat ke lini tengah.
Situasi ini membuat jumlah pemain yang terlibat dalam sirkulasi bola menjadi lebih banyak. Pep Guardiola sangat suka dengan situasi permainan seperti ini.
![Gelandang Timnas Jepang, Hidemasa Morita yang merupakan pemain andalan Sporting CP asuhan Ruben Amorim yang kini menjadi pelatih baru Manchester United. [Dok. Instagram/@mrt_510]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/13/27199-gelandang-timnas-jepang-hidemasa-morita-yang-merupakan-pemain-andalan-sporting-cp.jpg)
Maka tak mengherankan jika Moriyasu saat gunakan formasi 3-4-2-1 memasang tiga bek dengan akurasi crossing sangat baik, yakni Ko Itakura, Koki Machida dan Shogo Tamiguchi.
Serta ada dua gelandang sentral yakni Wataru Endo dan Hidemasa Morita. Menerapkan formasi ini, Moriyasu jelas menginginkan Jepang mengontrol permainan.
Baca Juga: 30 Hari Persiapan, La Grande Indonesia akan Persembahkan Koreo Terbesar Lawan Jepang?
Semakin luas area dimana bola dimainkan, maka tim tersebut akan semakin mudah untuk mengontrol permainan, mendominasi penguasaan bola, sekaligus akan mempersulit usaha lawan untuk melakukan pressing.