Kemenangan di dua laga tersebut akan mengangkat poin Garuda menjadi 15. Namun, untuk bisa finis di posisi dua besar dan lolos otomatis, mereka juga bergantung pada hasil tim pesaing.
Australia, yang saat ini mengoleksi 13 poin, akan menghadapi Jepang dan Arab Saudi. Agar Timnas Indonesia bisa menyalip, Socceroos tak boleh meraih lebih dari satu poin di dua laga itu.
Jika Australia menang atas Jepang, peluang Timnas Indonesia lolos otomatis langsung tertutup.
Arab Saudi, dengan 10 poin, masih akan menghadapi Bahrain dan Australia. Posisi mereka juga bisa mengancam peluang Indonesia, terutama jika mampu menyapu bersih sisa laga.

Dengan banyaknya variabel di luar kendali, skenario paling realistis adalah mengamankan posisi ketiga—yang akan membawa Indonesia ke babak play-off lanjutan. Untuk itu, poin maksimal dari dua laga terakhir tetap sangat krusial.
Laga kontra China di GBK menjadi momen wajib menang. Sedangkan saat bertemu Jepang, hasil imbang akan sangat berharga, meski jelas berat mengingat Jepang sudah memastikan lolos dan punya keunggulan kualitas serta bermain di kandang sendiri.
Melihat persaingan yang ada, Erick mengaku sulit memperkirakannya.
Ia berkaca dari hasil kekalahan 1-5 Timnas Indonesia saat melawan Australia di mana sebelumnya yakin bisa menahan seri.
Sama halnya seperti ketika menghadapi Jepang nanti di kandangnya sendiri. Bukan tak mungkin Jay Idzes dan kawan-kawan bisa mendapatkan tiga poin.
Baca Juga: Menggila di Liga Domestik, Trio China Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia!
"Tapi sepak bola selalu 50-50. Ketika kita percaya diri untuk imbang menghadapi Timnas Australia, lalu kita kalah 1-5, ya itu sepak bola," pungkas Erick Thohir yang juga mantan bos Inter Milan itu.