Gilbert Agius mengatakan timnya dihadapkan situasi sulit dalam pertandingan.
"Pertandingan yang sangat penting bagi kami sebenarnya, tapi kami tidak bermain sebagaimana mestinya utamanya di babak pertama ini," paparnya.
"Pastinya susah mengejar ketinggalan skor 4-0 di babak pertama. Namun di babak kedua ini, pemain menunjukkan reaksi yang bagus untuk mencetak gol," kata Gilbert.
Tim asal ibu kota Jawa Tengah itu butuh perjuangan keras bahkan mukjizat untuk bisa bertahan di kompetisi kasta tertinggi.
Sebelumnya, Gilbert Agius sempat memberi tanda bahwa dirinya tak lagi menjadi pelatih PSIS. Hal itu ia tunjukan lewat story atau cerita di Whatsappnya.
"Terima kasih keluarga saya. Good luck for your future. Yoh Iso Yoh," tulisnya.
Profil Gilbert Agius
Gilbert Agius bisa dikatakan sebagai legenda sepak bola Malta. Pria kelahiran 21 Januari 1974 ini dikenal di negaranya berkat kiprahnya di lapangan hijau.
Sebelum menjadi pelatih, Agius pernah mencicipi karier sebagai pemain, di mana ia menghabiskan kariernya di Malta dan Italia.
Baca Juga: Hasil Seri Kontra Arema FC Bikin Bangga Persebaya, Ini Penyebabnya
Tercatat, Agius pernah bermain untuk Valletta, klub papan atas Malta, serta Xewkija Tigers, dan Pisa di sepak bola Italia.