Suara.com - Keputusan Simon Tahamata untuk menerima pinangan PSSI menjadi kepala pemandu bakat Head of Scouting sepak bola nasional jadi kontroversi di kalangan pendukung Republik Maluku Selatan alias RMS.
Latar belakang Simon Tahamata sebagai orang Maluku di Belanda tak bisa dipisahkan dari gerakan RMS.
"Saya lahir di barak Vught. Ketika saya 5 tahun, keluargaku pindah ke kawasan Tiel, Diderik Vijghstraat, yang waktu itu merupakan pinggir desa," kenang Simon Tahamata seperti dikutip dari AD.NL
Simon Tahamata pun di sejumlah kesempatan mengutarakan dukungannya pada gerakan RMS.
"Demi cita-cita kami, yakni negara Maluku yang merdeka, seperti yang dijanjikan pemerintah Belanda kepada kami," kata Simon kepada panorama.nl
Nah, keputusan Simon Tahamata menjadi kepala pemandu bakat sepak bola Indonesia ini membuatnya dihujat pendukung RMS di Belanda.
Salah satu pendukung RMS di Belanda membuat video di Facebook. Isinya mengkritik keras keputusan Simon Tahamata.
"Simon Tahamata telah memutuskan untuk melanjutkan karir dengan Federasi Sepak Bola Indonesia," tulis caption video yang diunggah akun Facebook Geronimo Matulessy seperti dilihat Suara.com, Jumat (23/5).
"Kini ia berpaling dari saudara-saudarinya demi uang darah," tambah Geronimo.
Baca Juga: 7 Pemain Timnas Indonesia yang Berkarier di Eropa, Jordi Amat Menyusul?
![Cerita Simon Tahmata Terlibat Skandal Match Fixing: Titik Terendah Karier Saya [Facebook Simon Tahamata]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/23/66278-simon-tahamata.jpg)
Ditegaskan oleh pendukung RMS itu, Simon Tahamata membiarkan nama besarnya digunakan sebagai alat proganda pemerintah Indonesia.
"Dengan membiarkan namanya disalahgunakan untuk tujuan propaganda, Tahamata rela dan sengaja bekerja sama dengan penindas rakyat Maluku, saat ini masih berlangsung dan kekerasan terhadap orang Maluku,"
Postingan video ini banyak mendapat tanda suka dan komentar dari pendukung RMS di Belanda. Mayoritas menyayangkan keputusan Simon Tahamata.
Simon Tahamata dan RMS
Simon Tahamata tak bisa dilepaskan dari gerakan RMS di Belanda. Pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana atau yang kerap disapa Coach Justin sempat mengatakan dengan jelas, Simon sangat RMS.
"Gua beberapa kali bertemu Tamata. Tahu di mana? di pesta RMS. Dia (Simon Tahamata) itu RMS banget," kata Coach Justin di kanal Youtube Sport77
Pernyataan dari coach Justin ini bukan hoax. Simon sejak pensiun kerap menyuarakan soal kemerdekaan Maluku. Hal ini sempat ia sampaikan dengan terang benderang pada wawancara tahun 2018.
Simon menegaskan orang-orang Maluku di Belanda tetap pada cita-cita yakni menjadi negara merdeka. Simon bilang negara Maluku merdeka ialah janji dari pemerintah Belanda.
"Demi cita-cita kami, yakni negara Maluku yang merdeka, seperti yang dijanjikan pemerintah Belanda kepada kami," kata Simon kepada panorama.nl
Di kesempatan yang lain, Simon menegaskan bahwa perjuangan RMS untuk membentuk negara merdeka hanya Tuhan yang tahu kapan bisa terwujud.
"Hanya Dia (Tuhan) yang tahu kapan impian RMS akan menjadi kenyataan. Saya harus tetap percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Meskipun aku mungkin tidak mengalaminya seumur hidupku,"
"Untuk generasi ketiga dan keempat Maluku harus bisa memastikan bahwa mereka siap untuk menjadi negara. Jadi penting bagi mereka untuk dibesarkan dengan kualitas dan kemampuan bagus," jelas Simon kepada AD.nl pada 2017.
![Eks pemain Ajax Amsterdam, Simon Tahamata digadang-gadang bakal menduduki posisi sebagai Dirtek Timnas Indonesia. [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/03/38491-simon-tahamata.jpg)
Bahkan Simon sempat mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi salah satu anggota pembajak kereta di peristiwa De Punt. "Saya mungkin bisa jadi salah satu pembajaknya," ungkap Simon seperti dilansir dari vanderleymedia.nl
"Saya berusia 19 tahun saat pembajakan pertama di Wijster, umur 21 saat pembajakan di Bovensmilde dan De Punt. Para pemuda itu ialah para aktivis, terpaut beberapa tahun mereka lebih tua dari saya," ucap Simon.
Keterlekatan Simon Tahamata dengan RMS juga ia ungkap dari koper besi milik sang ayah. Simon mengatakan bahwa ayahnya memiliki koper besi dengan simbol RMS.
Bagi Simon itu adalah bukti sejarah yang tidak boleh dilupakan. "Ayah saya punya koper baja hijau. Berisi seragam dan detailnya. Itu simbol sejarah kita," tegas Simon.