Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir resmi mengumumkan langkah awal menuju pembentukan Liga Putri profesional di Indonesia. Dalam rencana tersebut, PSSI menargetkan dimulainya turnamen pra-musim Liga Sepak Bola Putri pada tahun 2026. Proyek ini menjadi tonggak awal untuk membangun kompetisi perempuan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Menurut Erick, turnamen awal ini akan diikuti oleh empat klub besar. Liga putri akan melibatkan Persib, Persija, Dewa United, dan satu klub lainnya yang berasal dari wilayah Banten atau Tangerang.
Proses seleksi klub bukan semata-mata untuk popularitas, tetapi juga melihat potensi dan kesiapan dari sisi pembinaan pemain sepak bola putri di daerah masing-masing.

Meski PSSI hanya memiliki satu persen saham di PT Liga Indonesia Baru (LIB), kewenangan menentukan arah kompetisi masih dipegang oleh federasi.
Erick Thohir menegaskan bahwa pihaknya akan segera mengirim surat resmi kepada PT LIB agar mempersiapkan turnamen pra-musim tersebut, sebagai bentuk komitmen serius terhadap Liga Sepak Bola Putri di Indonesia.
Erick menjelaskan bahwa tujuan dari turnamen pra-musim ini adalah untuk mengukur seberapa besar talenta sepak bola putri yang tersedia di Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa potensi pemain sepak bola putri telah terlihat, termasuk dari tim All Star Bandung yang menampilkan beberapa pemain dari Persib Putri dalam performa yang mengesankan.
Dalam pandangan Erick, keberhasilan pelaksanaan Liga Sepak Bola Putri tidak akan tercapai tanpa dukungan kolektif dari berbagai pemangku kepentingan.
Ia mengingatkan pentingnya sinergi antara federasi, klub, sponsor, serta pemerintah dalam membentuk sistem kompetisi yang berkelas dan profesional.
Baca Juga: Liga Putri Tidak Ada, Menpora Sebut PSSI Sibuk Naturalisasi Pemain
![Hasil Timnas Putri vs Chinese Taipei di Grup D Kualifikasi Piala Asia Putri 2026. [Dok. IG/@timnasindonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/05/70444-hasil-timnas-putri-vs-chinese-taipei.jpg)
Rencana jangka panjang PSSI mencakup pengembangan Liga Sepak Bola Putri secara penuh pada tahun 2027. Jika pelaksanaan turnamen uji coba pada 2026 berjalan sukses, jumlah peserta Liga Putri akan ditingkatkan dari empat menjadi enam klub. Pendekatan ini diambil untuk memastikan proses pertumbuhan liga berjalan secara realistis dan terukur.
Erick Thohir juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendorong terciptanya Liga Sepak Bola Putri.
Ia menyebut bahwa dukungan tersebut tidak hanya hadir dari kalangan internal sepak bola nasional, namun juga masyarakat luas yang menunjukkan antusiasme melalui berbagai kanal aspirasi, termasuk melalui spanduk dukungan di stadion.
Lebih lanjut, Erick menekankan bahwa pembangunan Liga Sepak Bola Putri tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Menurutnya, kompetisi perempuan ini harus melalui tahapan yang sistematis, mulai dari uji coba, pembinaan klub, hingga penciptaan atmosfer kompetitif yang sehat dan profesional.
Rencana PSSI untuk memulai Liga Sepak Bola Putri juga menjadi bagian dari misi besar untuk menciptakan sistem kompetisi yang inklusif. Erick ingin sepak bola tidak hanya menjadi domain pria, tetapi juga menjadi ruang yang adil bagi perempuan untuk berprestasi.
Seiring meningkatnya minat terhadap sepak bola putri, kehadiran Liga Sepak Bola Putri diharapkan membuka peluang besar bagi para pemain muda. Apalagi, dengan perencanaan yang matang, Indonesia berpotensi memiliki tim nasional putri yang lebih kompetitif di masa depan.
Dalam beberapa kesempatan, PSSI juga menerima banyak masukan dan usulan mengenai pentingnya pembentukan Liga Sepak Bola Putri. Aspirasi ini datang dari berbagai kalangan, termasuk pecinta sepak bola, komunitas perempuan, hingga pelatih dan akademi sepak bola.
Erick menyebut bahwa pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun sistem Liga Sepak Bola Putri. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pengusaha, pelatih, hingga penggemar, untuk ikut mendukung dan terlibat dalam proses pembangunan ini.
Sebagai federasi, PSSI memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap talenta sepak bola putri mendapatkan wadah untuk berkembang. Turnamen pra-musim yang akan dimulai pada 2026 diharapkan menjadi batu loncatan menuju struktur liga yang kompetitif dan merata.
PSSI juga berharap Liga Sepak Bola Putri dapat menarik perhatian sponsor besar. Keterlibatan sponsor akan memperkuat fondasi keuangan liga dan membuka lebih banyak peluang bagi klub untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas pelatihan pemain.
Di sisi lain, keterlibatan pemerintah dalam proyek ini juga sangat penting. Dukungan dari kementerian terkait bisa mempermudah proses regulasi, perizinan, serta memfasilitasi peningkatan infrastruktur olahraga di daerah.
Langkah PSSI ini juga menjadi cerminan komitmen Indonesia dalam mendukung kesetaraan gender di bidang olahraga. Dengan memberikan ruang kompetisi bagi perempuan, Indonesia menunjukkan kemajuan dalam mengembangkan potensi olahraga yang inklusif.
Rencana turnamen pra-musim Liga Putri pada 2026 bukan hanya langkah strategis, tetapi juga simbol keberanian untuk memulai sesuatu yang belum pernah dilakukan secara serius sebelumnya di tanah air.
Antusiasme masyarakat terhadap sepak bola putri terus meningkat. Beberapa pertandingan eksibisi bahkan mendapat sambutan luar biasa, membuktikan bahwa publik siap menyambut kompetisi resmi Liga Sepak Bola Putri.
Kebijakan ini juga akan mendorong klub-klub untuk membuka akademi khusus putri. Pembinaan usia dini menjadi kunci untuk menciptakan generasi emas dalam sepak bola perempuan di Indonesia.
Liga Putri juga diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi anak-anak perempuan di seluruh penjuru Indonesia. Mereka akan memiliki role model dari para pemain profesional yang tampil di liga.
Dengan infrastruktur dan manajemen yang tepat, Liga Sepak Bola Putri memiliki potensi besar untuk menjadi ajang kompetisi yang membanggakan bangsa. PSSI pun siap menjadi lokomotif perubahan menuju arah itu.