Eric Cantona Desak FIFA dan UEFA Hukum Israel Seperti Rusia Terkait Konflik Politik Global

Jum'at, 19 September 2025 | 13:35 WIB
Eric Cantona Desak FIFA dan UEFA Hukum Israel Seperti Rusia Terkait Konflik Politik Global
Mantan kapten Manchester United Eric Cantona hadiri acara drawing Liga Champions di Swiss pada 29 Agustus 2019 [AFP]
Baca 10 detik
  • Cantona desak FIFA dan UEFA hukum Israel.
  • UEFA menolak larangan tim Israel.
  • Israel tetap aktif di kompetisi Eropa.

Suara.com - Legenda Manchester United, Eric Cantona, menegaskan sikapnya dalam isu politik yang kini merambah dunia sepak bola.

Dalam sebuah acara konser bertajuk Together for Palestine di Ovo Arena Wembley, Cantona meminta FIFA dan UEFA memberikan sanksi larangan terhadap Israel.

Ia menilai keputusan itu seharusnya sama dengan yang sudah diberlakukan terhadap Rusia pada 2022.

Saat itu, UEFA hanya butuh waktu empat hari setelah invasi Rusia ke Ukraina untuk langsung menangguhkan semua tim nasional dan klub dari kompetisi Eropa.

Menurut Cantona, standar serupa perlu diterapkan terhadap Israel yang hingga kini masih bebas berkompetisi.

Desakan Cantona kepada FIFA dan UEFA

Empat hari setelah Rusia memulai perang di Ukraina, FIFA dan UEFA menangguhkan Rusia. Sekarang sudah 716 hari sejak Amnesty International menyebut tindakan Israel sebagai genosida, tetapi Israel tetap dibiarkan berpartisipasi,” tegas Cantona di atas panggung dikutip dari Sport Bible.

Pernyataan tersebut memperlihatkan konsistensi Cantona dalam menyuarakan keadilan lewat sepak bola.

Meskipun tekanan internasional semakin besar, UEFA tetap belum mengambil langkah nyata untuk menghentikan partisipasi Israel.

Baca Juga: Gaza Diblokade, Warga Israel Geruduk Rumah Netanyahu: Akhiri Perang!

Sejumlah pihak, termasuk federasi pelatih Italia, juga sudah menuntut agar Israel mendapat sanksi serupa dengan Rusia.

Namun hingga kini, tuntutan itu tidak membuahkan hasil.

Sikap UEFA dan Alasan Ceferin

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, sebelumnya telah memberikan pandangannya mengenai hal ini.

“Yang terjadi pada warga sipil sungguh menyakitkan, tapi apakah atlet bisa menghentikan perang? Sulit sekali. Rusia sudah tiga setengah tahun dilarang, tapi apakah perang berhenti? Tidak,” ujar Ceferin dalam wawancara dengan Politico.

Ceferin menekankan bahwa atlet seharusnya tidak menjadi pihak yang menanggung konsekuensi politik.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI