-
Kunci kemenangan Luis Enrique adalah merebut kembali bola secepatnya.
-
PSG memiliki rekor tandang dominan di markas Barcelona belakangan ini.
-
Laga Krusial ini menjadi momen emosional Liga Champions bagi Luis Enrique.
Namun, sejarah kelam juga pernah dialami PSG di markas Barcelona ketika mereka dihancurkan dengan skor 1-6 pada babak 16 besar musim 2016/2017, menjadikannya memori buruk bagi klub yang kini ditangani Luis Enrique.
Kekalahan agregat 5-6 di masa lalu ini menjadi pengingat bagi Luis Enrique dan skuad PSG vs Barcelona bahwa bermain di Stadion Lluis Companys selalu penuh tantangan di kompetisi Liga Champions.
Ikatan Emosional Enrique dengan Rumah Lamanya
Terlepas dari sejarah kedua tim, Luis Enrique tidak menyembunyikan rasa bahagianya kembali ke ibu kota Katalunya, sebuah lokasi yang dia juluki sebagai "rumah" menjelang Laga Krusial PSG vs Barcelona.
Mengenai kepulangannya, Luis Enrique mengungkapkan perasaannya: "Saya senang bisa kembali, ini rumah saya. Saya menghabiskan sebagian besar karier saya sebagai pemain dan manajer di sini. Stadion ini memang bukan Nou Camp, tetapi stadionnya indah. Saya bermain di sini saat Olimpiade 1992. Rasanya sangat istimewa bisa berada di sini."
Ikatan kuat Luis Enrique dengan Barcelona terjalin selama delapan tahun, dari 1996 hingga 2004, di mana ia menutup karier bermainnya setelah mempersembahkan banyak gelar penting selain Liga Champions.
Selama menjadi pemain, Luis Enrique menorehkan statistik fantastis dengan 108 gol dan 40 assist dari total 300 penampilan, membawa tujuh trofi bergengsi termasuk tiga gelar Liga Spanyol untuk Barcelona.
Setelah pensiun, ia kembali ke Camp Nou, yang kini direlokasi sementara ke Stadion Lluis Companys, sebagai pelatih kepala selama tiga tahun, yaitu dari 2014 hingga 2017, memimpin era keemasan Barcelona dalam banyak Laga Krusial.
Warisan Treble Winners di Barcelona
Baca Juga: Kylian Mbappe Menggila! Alonso Sebut Pengaruhnya di Lapangan Luar Biasa
Sebagai arsitek tim, Luis Enrique sukses besar dengan menyumbangkan sembilan trofi untuk Barcelona, termasuk capaian bersejarah treble winners pada musim 2014/2015 di kompetisi Liga Champions dan domestik.
Era tersebut paling dikenang karena trio penyerang maut yang ia miliki, yakni Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, yang dikenal sebagai trio MSN dan sukses besar dalam berbagai Laga Krusial.
Kesuksesan Barcelona pada periode tersebut dengan trio MSN menunjukkan kualitas manajerial Luis Enrique yang kini berusaha ia tularkan kepada skuad PSG yang akan bertanding di Stadion Lluis Companys.
Pengalamannya yang mendalam mengenai filosofi dan mentalitas Barcelona menjadi keuntungan besar bagi Luis Enrique untuk memimpin PSG vs Barcelona dalam duel Liga Champions ini.
Dengan memori dan rekor yang campur aduk, Laga Krusial PSG vs Barcelona malam nanti akan menjadi ujian emosional dan taktis bagi Luis Enrique di Stadion Lluis Companys.
Semua mata akan tertuju pada bagaimana strategi merebut bola ala Luis Enrique akan bekerja melawan klub yang pernah ia bela dan latih dalam sejarah Liga Champions.