Infografis
- John Herdman, pelatih asal Inggris, menjadi kandidat serius melatih Timnas Indonesia menyaingi Van Bronckhorst.
- Herdman sukses membawa Timnas Kanada lolos Piala Dunia 2022 setelah absen sejak 1986.
- Rekam jejaknya termasuk melatih tim wanita Selandia Baru dan Kanada sebelum menangani tim putra.
Suara.com - Nama pelatih asal Inggris, John Herdman dirumorkan menjadi salah satu calon pelatih Timnas Indonesia.
Salah satu media Belanda, Voetbalzone menyebut Giovanni van Bronckhorst punya saingan utama untuk melatih Timnas Indonesia.
Ia adalah John Herdman. Menurut Voetbalzone, pelatih asal Inggris tersebut pernah lima tahun menangani Timnas Kanada dan dianggap sebagai opsi yang realistis berkat rekam jejaknya membawa Kanada kembali ke panggung Piala Dunia.
Herdman, yang lahir di Consett, Inggris Timur Laut, memulai segalanya dari titik nol.
Tanpa latar belakang sebagai pemain profesional, ia sulit menembus sistem kepelatihan di Inggris.
Di Negeri Kiwi tersebut, Herdman menemukan jalannya sebagai pelatih tim nasional wanita.
![3 Bintang Dunia yang Pernah Dilatih John Herdman, Calon Pelatih Timnas Indonesia [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/30/62702-john-herdman.jpg)
Ia memimpin Selandia Baru di dua Piala Dunia Wanita serta Olimpiade, sebelum pindah ke Kanada dan kembali melatih tim wanita negara tersebut.
Titik balik besar datang pada 2018, ketika ia dipercaya memimpin tim nasional putra Kanada.
Keputusan yang awalnya mendapat banyak keraguan, namun sukses dibungkam dengan prestasi, membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar dan membangun pondasi untuk Piala Dunia 2026.
Baca Juga: 3 Bintang Dunia yang Pernah Dilatih John Herdman, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Masa Kecil Berat, Hidup Sendiri di Usia 16 Tahun
Kisah hidup Herdman jauh dari glamor. Ia tumbuh di County Durham di masa sulit saat industri baja runtuh.
Orang tuanya bercerai, sementara ayah yang dulu mengajaknya menonton Newcastle United kemudian mengalami masalah mental.
Ketika hidup keluarga runtuh, Herdman memutuskan tinggal sendiri di rumah susun pada usia 16 tahun.
“Saya harus bertanggung jawab atas hidup saya sendiri. Sejak itu, saya sadar: saya tak bisa meminta apa pun dari siapa pun. Hanya bisa maju sendiri.”
Periode kelam itu, termasuk saat ia mengaku pernah “dipukuli hampir sampai mati”, membuatnya hampir terjerumus ke jalan yang salah. Namun dunia kepelatihan menjadi penyelamatnya.
