
BRI Catat Pembiayaan Berkelanjutan Rp796 Triliun di Kuartal I 2025, Fokus UMKM dan Ekonomi Hijau
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya terhadap praktik keuangan berkelanjutan (sustainable financing). Hingga akhir kuartal pertama tahun 2025, BRI berhasil mencatatkan portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp796 triliun, atau setara dengan 64,16 persen dari total keseluruhan portofolio pembiayaan perseroan.
Direktur Human Capital & Compliance BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada Selasa (20/5/2025), mengungkapkan bahwa portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI ini terdiri dari berbagai inisiatif yang berfokus pada aspek sosial dan lingkungan.
Rinciannya, social loan mendominasi dengan nilai mencapai Rp700,6 triliun, yang sebagian besar disalurkan kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Selain itu, BRI juga mencatatkan pembiayaan hijau (green loan) sebesar Rp89,9 triliun yang dialokasikan untuk sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), serta investasi pada obligasi korporasi berbasis ESG (ESG-based corporate bonds) senilai Rp5,5 triliun.
Solichin menegaskan bahwa prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) telah diintegrasikan secara nyata dalam setiap aspek kegiatan bisnis BRI. Penerapan ESG tidak hanya terbatas pada penyusunan kebijakan, namun juga diimplementasikan secara menyeluruh di seluruh lini bisnis perseroan.
“Setiap kebijakan yang kami susun didasarkan pada keseimbangan yang cermat antara potensi bisnis yang ada dengan dampaknya terhadap aspek sosial maupun lingkungan. Pendekatan holistik ini menjadi bagian integral dari arah jangka panjang perseroan dalam membangun bisnis yang tidak hanya tangguh secara finansial, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar Solichin.
Sebagai wujud komitmen yang kuat dalam mengakselerasi praktik keuangan berkelanjutan di Indonesia, BRI secara konsisten mengalirkan pembiayaan ke sektor-sektor industri yang memiliki peran kunci dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan inklusif (sustainable financing).
Pembiayaan ini mencakup berbagai proyek strategis, termasuk pengembangan energi baru terbarukan (seperti PLTS dan energi angin), infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan (seperti kendaraan listrik dan transportasi publik berbasis energi bersih), pembangunan gedung dan infrastruktur berwawasan lingkungan (green building), pengembangan produk-produk yang eco-efficient, serta berbagai Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) lainnya.
Di sisi lain, BRI juga menunjukkan keseriusannya dalam mengelola risiko lingkungan dengan menerbitkan kebijakan pembiayaan yang lebih ketat terhadap sektor-sektor yang dikenal memiliki emisi karbon tinggi. Kebijakan ini secara spesifik menyasar subsektor kelapa sawit, pulp and paper, pertambangan batu bara, serta industri minyak dan gas bumi.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperkuat tata kelola risiko lingkungan dalam keseluruhan portofolio pembiayaan perseroan, sejalan dengan komitmen global dalam memerangi perubahan iklim.
Selain fokus pada pembiayaan hijau, BRI juga terus memperluas akses pembiayaan inklusif melalui program unggulan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes. Program-program ini secara khusus menyasar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari upaya strategis BRI dalam mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih luas serta membangun ketahanan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput.
Dalam rangka mengantisipasi risiko perubahan iklim terhadap portofolio pembiayaannya, BRI juga telah secara proaktif melakukan climate risk stress testing (CRST). Langkah ini merupakan bagian dari adopsi metodologi climate risk management and scenario analysis (CRMS) yang dipandu oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui panduan pelaksanaan CRMS yang diterbitkan pada tahun 2024.
Dalam implementasinya, BRI melakukan pemodelan keuangan yang mendalam di tingkat debitur untuk mengukur potensi dampak dan jalur transmisi dari berbagai faktor tekanan terkait iklim mikro dan makro terhadap laporan keuangan debitur. Hingga akhir tahun 2024, cakupan CRST BRI telah mencapai 100 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan, menunjukkan kesiapan BRI dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
“BRI terus memperkuat manajemen risiko dengan mengintegrasikan risiko yang terkait dengan perubahan iklim ke dalam proses pengambilan keputusan bisnis kami. Kami juga aktif berupaya untuk menangkap berbagai peluang bisnis baru yang muncul sebagai konsekuensi dari perubahan iklim global,” jelas Solichin, menekankan pendekatan proaktif BRI terhadap isu keberlanjutan.
Melalui penyaluran sustainable financing yang masif, BRI menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya berfokus pada penciptaan nilai ekonomi dan memberikan dampak finansial yang positif kepada para nasabahnya. Lebih dari itu, BRI juga berkomitmen untuk turut berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dukungan BRI terhadap SDGs diwujudkan melalui integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam strategi pembiayaan dan model bisnis perseroan secara keseluruhan. Fokus utama BRI dalam mendukung SDGs diarahkan pada perluasan akses keuangan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, memfasilitasi transisi menuju energi bersih yang ramah lingkungan, serta memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat melalui penyediaan pembiayaan yang mendorong produktivitas dan penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Komitmen nyata BRI terhadap praktik keberlanjutan ini tercermin dari peningkatan signifikan dalam berbagai pemeringkatan rating ESG internasional yang diakui kredibilitasnya. Berdasarkan penilaian dari Sustainalytics, BRI berhasil menurunkan skor risiko ESG dari 20,9 dengan kategori medium risk pada tahun 2021 menjadi 17,8 dengan kategori low risk pada tahun 2024.
Sementara itu, Morgan Stanley Capital International (MSCI) secara konsisten memberikan peringkat A kepada BRI sejak tahun 2022 hingga tahun 2024. Dalam penilaian ESG S&P Global tahun 2024, BRI mencatatkan peningkatan skor ESG menjadi 75 dengan posisi di persentil ke-95, serta mendapatkan pengakuan sebagai anggota Sustainability Yearbook Member 2024, sebuah penghargaan bergengsi atas praktik keuangan berkelanjutan yang unggul di sektor perbankan global.
Selain pengakuan di tingkat internasional, komitmen BRI terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan juga diakui secara nasional. BRI dinobatkan sebagai salah satu perusahaan publik dengan skor tertinggi dalam ASEAN Corporate Governance Scorecard (mencapai 110,2) dan meraih predikat “Most Trusted Company” dari Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2024 dengan skor 95,31. BRI juga menjadi konstituen tetap dalam berbagai indeks keberlanjutan terkemuka, termasuk FTSE4Good ASEAN 5, SRI-KEHATI, serta IDX ESG Leaders sejak Maret 2021.