Strategi BRI Mengkokohkan Dana Murah dan Efisiensi Perbankan di Tengah Dinamika Ekonomi

Strategi BRI Mengkokohkan Dana Murah dan Efisiensi Perbankan di Tengah Dinamika Ekonomi


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat fondasi bisnisnya dengan memfokuskan diri pada pengelolaan dana murah atau current account saving account (CASA).

Langkah strategis ini bukan sekadar upaya biasa, melainkan sebuah inisiatif krusial untuk menjaga efisiensi biaya dana (cost of fund) dan pada akhirnya, mempertahankan stabilitas serta daya saing bisnis bank dalam jangka panjang. Di tengah lanskap perbankan yang semakin kompetitif dan dinamis, fokus pada CASA menjadi kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Agustya Hendy Bernadi, selaku Corporate Secretary BRI, mengungkapkan bahwa layanan transaction banking menjadi salah satu pilar utama bagi BRI dalam upaya konsisten membangun basis dana murah tersebut.

"Dengan menyediakan solusi pembayaran dan pengelolaan keuangan yang end-to-end, BRI tidak hanya menciptakan loyalitas nasabah institusional dan merchant, tapi juga memperkuat basis dana pihak ketiga (DPK) secara efisien," terang Hendy dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (29/5/2025).

Pendekatan ini menunjukkan bahwa BRI tidak hanya berorientasi pada jumlah dana yang dihimpun, tetapi juga pada kualitas dana yang lebih stabil dan berbiaya rendah.

Komitmen BRI terhadap pengelolaan dana murah ini telah menunjukkan hasil yang positif. Hingga akhir kuartal I 2025, penghimpunan DPK BRI telah mencapai angka impresif sebesar Rp1.421,60 triliun. Yang lebih menggembirakan, total DPK ini didominasi oleh dana murah dengan proporsi sebesar 65,77 persen, atau setara dengan Rp934,95 triliun. Angka ini merefleksikan keberhasilan BRI dalam menggeser komposisi pendanaan ke arah yang lebih efisien.

Perseroan mencatat adanya peningkatan porsi CASA BRI dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ini menjadi indikator kuat konsistensi strategi BRI dalam memperkuat struktur pendanaan secara berkelanjutan. Peningkatan porsi dana murah ini berdampak langsung pada efisiensi operasional bank.

Dampak positif dari upaya ini sangat jelas terlihat pada penurunan cost of fund BRI. Angka cost of fund berhasil ditekan dari 3,6 persen pada triwulan I 2024 menjadi 3,5 persen pada triwulan I 2025. Penurunan ini, meskipun terlihat kecil secara persentase, sangat signifikan dalam skala operasional perbankan besar seperti BRI. Menurut perseroan, penurunan ini tidak hanya mencerminkan efisiensi pendanaan yang semakin baik, tetapi juga memperkuat daya saing BRI di tengah persaingan ketat di sektor perbankan nasional. Dengan biaya dana yang lebih rendah, BRI memiliki ruang gerak yang lebih besar untuk menawarkan produk dan layanan yang kompetitif kepada nasabah.

Pertumbuhan dana murah yang solid ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital BRI serta perluasan jangkauan. Hendy menegaskan bahwa kunci keberhasilan ini ada pada sinergi antara super apps BRImo, perluasan jaringan AgenBRILink, serta pengembangan transaction banking dan ekosistem merchant. Ketiga pilar ini saling mendukung dalam menciptakan ekosistem perbankan yang inklusif dan efisien.

Super Apps BRImo menjadi garda terdepan dalam digitalisasi layanan BRI. Hingga Maret 2025, jumlah pengguna super apps BRImo mencapai 40,28 juta, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 20,26 persen secara tahunan (yoy). Adopsi yang tinggi ini bukan tanpa alasan; BRImo menawarkan kemudahan dan kelengkapan fitur yang sangat dibutuhkan nasabah di era digital.

Selama triwulan I 2025 saja, BRImo telah melayani 1,2 miliar transaksi finansial, mencatatkan pertumbuhan 25,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Volume transaksi tercatat mencapai Rp1.599 triliun, menunjukkan peningkatan substansial sebesar 27,79 persen yoy. Angka-angka ini tidak hanya mencerminkan tingginya aktivitas transaksi, tetapi juga kepercayaan nasabah terhadap keamanan dan keandalan platform digital BRImo.

Di sisi lain, jaringan AgenBRILink terus menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dan menjadi perpanjangan tangan BRI dalam menjangkau masyarakat hingga ke pelosok. Pada periode yang sama, jumlah AgenBRILink tercatat mencapai 1,2 juta agen, dengan pertumbuhan yang signifikan sebesar 49,48 persen yoy. Agen-agen ini tersebar di lebih dari 67 ribu desa atau menjangkau lebih dari 88 persen dari total desa di Indonesia. Jangkauan yang masif ini memastikan bahwa layanan perbankan dapat diakses bahkan oleh masyarakat di daerah terpencil yang mungkin tidak memiliki akses langsung ke kantor cabang bank.

Peran AgenBRILink dalam memfasilitasi transaksi juga sangat vital. Sepanjang triwulan I 2025, AgenBRILink mencatat volume transaksi sebesar Rp423 triliun. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran agen-agen ini dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari tarik tunai, setor tunai, pembayaran tagihan, hingga transfer antarbank, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan dana murah.

Dengan strategi yang fokus pada CASA melalui inovasi digital dan perluasan jaringan fisik, BRI tidak hanya berhasil menjaga efisiensi biaya dana, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu bank terbesar dan paling terpercaya di Indonesia. Komitmen ini tidak hanya menguntungkan bank secara finansial, tetapi juga mendukung inklusi keuangan dan kemajuan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat.