Suara.com - Dunia hiburan Indonesia kembali dihebohkan oleh isu perselingkuhan yang kali ini menyeret nama aktor Rendy Kjaernett.
Pengakuan yang blak-blakan dan bukti yang tersebar luas membuat publik seolah kembali diingatkan bahwa drama di balik layar bisa jauh lebih intens daripada di layar kaca.
Namun, jauh sebelum kasus ini menjadi buah bibir, sebuah band rock and roll asal Bandung, The Changcuters, telah merangkum fenomena ini dengan jenaka namun tepat sasaran melalui lagu hits mereka, "Main Serong".
Dirilis pada 2008 sebagai bagian dari album fenomenal Mencoba Sukses Kembali, "Main Serong" dengan cepat menjadi salah satu lagu andalan The Changcuters.
Dengan balutan musik rock and roll yang enerjik dan gaya vokal Tria yang khas, lagu ini terdengar sangat menyenangkan di telinga.
Namun, di balik irama yang mengajak bergoyang, tersimpan lirik yang secara gamblang menceritakan tentang seseorang yang tidak setia pada pasangannya.
Lagu ini seolah menjadi lagu tema bagi mereka yang gemar bermain api dalam hubungan.
Liriknya yang lugas dan terkesan tanpa rasa bersalah menjadi kekuatan utama.
The Changcuters berhasil membungkus topik yang berat dan sensitif ini dengan pendekatan yang ringan dan sedikit nakal, membuatnya mudah diingat dan bahkan dinyanyikan banyak orang tanpa benar-benar meresapi betapa kelamnya tema yang diusung.
Baca Juga: Rendy Kjaernett Selingkuh Lagi? Foto dengan Wanita Lain Viral
Fenomena yang digambarkan dalam "Main Serong" ini terasa abadi dan terus menemukan relevansinya dalam berita utama dunia hiburan.

Kasus yang menimpa Rendy Kjaernett adalah contoh teranyar bagaimana narasi dalam lagu tersebut termanifestasi di dunia nyata.
Tindakan berselingkuh, yang seringkali dianggap sebagai sebuah "permainan" atau "kesenangan sesaat" oleh pelaku, pada akhirnya membawa dampak destruktif bagi hubungan dan keluarga yang terlibat.
Ini membuktikan bahwa The Changcuters bukan hanya sekadar band dengan gaya eksentrik, tetapi juga pengamat sosial yang jeli.
Menariknya, daya pikat perselingkuhan di kalangan figur publik bukanlah hal baru dan telah menjadi subjek analisis.
Perselingkuhan tidak selalu tentang seks atau ketidakpuasan dalam hubungan utama. Seringkali, ini didorong oleh pencarian akan kebaruan, validasi ego, dan sensasi dari risiko itu sendiri.