Glutathione adalah antioksidan yang berperan penting melindungi otak dari ROS (reactive oxygen species) dan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel otak dan menyebabkan stres oksidatif. ROS dan radikal bebas yang menumpuk di otak berhubungan dengan penyakit yang memengaruhi fungsi otak seperti Parkinson, Alzheimer, dan dimensia karena sebab lain.
3. Mitos ketiga: susu bikin gemuk.
Faktanya, dr Diana mengatakan penyebab kegemukan adalah total asupan harian yang melebihi kebutuhan. Menurutnya susu memang mengandung lemak, tapi berdasarkan penelitian di International Journal of Obesity (2004), kandungan kalsium dan protein dalam susu justru dapat membantu penurunan berat badan pada orang dewasa yang obes.
Pada penelitian tersebut, responden dibagi menjadi dua kelompok. Keduanya sama-sama mendapat diet rendah kalori. Namun satu kelompok mendapat diet rendah kalsium (400-500 mg/hari), sedangkan kelompok lain mendapat asupan tinggi kalsium (1.000-1.200 mg/hari).
“Kelompok yang mendapat tinggi kalsium kehilangan berat badan, lemak tubuh, dan lemak abdominal secara signifikan dibanding kelompok rendah kalsium,” paparnya.
4. Mitos keempat: susu menyebabkan diare.
Faktanya, sebuah metaanalisis dari 21 penelitian (dipublikasi di Journal of Nutrition - 2006) membandingkan efek susu dengan placebo pada individu tanpa gangguan pencernaan. Ternyata ditemukan bahwa laktosa bukan penyebab masalah atau gejala saluran cerna seperti diare. Ada banyak penyebab diare, misalnya karena infeksi atau iritasi.
“Produk susu yang difermentasi justru bisa digunakan untuk terapi diare,” ucap dr. Diana.
Ia menambahkan, susu bisa menyebabkan diare hanya pada mereka dengan intoleransi laktosa. Pada orang dengan kondisi ini, minum susu dengan segala rasa maupun produk susu lainnya (keciali yogurt) bisa menimbulkan diare.
Baca Juga: WHO: Bayi Diberikan Susu Formula, Risiko Obesitas Meningkat
5. Mitos kelima: hanya jenis susu tertentu yang baik untuk tubuh.
Dr Diana mengatakan banyak yang menghindari susu full cream dan lebih memiliki susu skim atau susu rendah lemak. Faktanya penelitian Skandinavian Journal of Primary Health 2013, menyebutkan bahwa susu full cream membuat kita lebih kenyang sehingga asupan yang lain berkurang.
"Jadi, jangan takut minum susu full cream. Asalkan sesuaikan dengan asupan total harian," ungkapnya.
Dr. diana menegaskan, jangan mudah percaya mitos tanpa bukti ilmiah. Dengan segala mitos yang beredar, susu justru sangat kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Segelas susu (250 ml) mengandung energi sebesar 146 kkal, dan kaya akan makronutrisi: karbohidrat 12,8 gr (4% dari kebutuhan harian); protein 7,9 gr (16%); lemak total 7,9 gr (12%). Susu juga kaya akan mikronutrisi seperti vitamin A, vitamin D, riboflavin, asam folat, kalsium, magnesium, fosfor, dan kalium.
“Selain itu juga asam lemak esensial seperti omega-3 dan omega-6 yangpenting untuk metabolisme tubuh. Selama bulan Ramadan, susu bisa dikonsumsi saat sahur atau sebelum tidur malam, setelah shalat tarawih," tandasnya.
Jadi jangan salah lagi mitos soal susu bikin kamu tidak tahu manfaat susu sebenarnya untuk tubuh, padahal faktanya sangat baik untuk tubuh.