Handoko mengatakan bahwa RT-LAMP telah digunakan untuk medeteksi virus influenza, MERS, dan SARS. Ada pun reagen untuk reaksi RT LAMP tersedia dengan harga lebih murah sekitar Rp10 juta untuk 100 reaksi.
"Harapannya bulan Agustus atau September uji validasi dan optimalisasi sudah selesai," imbuh Handoko.
Banyak Hikmah
Lebih lanjut, Handoko mengatakan meski pandemi virus corona membuat semua kegiatan riset lapangan terhenti. Namun pandemi ini memberikan hikmah dan tantangan baru kepada peniliti-peneliti LIPI untuk memberikan ide-ide mereka dalam menangani krisis ini.
“Dan yang lebih penting semuanya sebenarnya membuat kita memiliki starting point yang sama dengan kompetitor kita di luar negeri. Vaksin adalah contoh paling mainstream,” imbuhnya.
Pandemi ini pun juga dinilai Handoko dapat meningkatkan kerja sama peneliti di tingkat global.
“Kita relatif mudah berkolaborasi. Seperti mengenai kolaborasi vaksin baik dengan Tiongkok maupun Korea Selatan sekali pun itu kalau dulu hal seperti itu sulit teradi. Kalau ingin bergabung harus bayar lisensi. Sekarang semua itu tanpa lisensi. Istilahnya itu vaksin global. Itu hal hampir yang tidak terbayangkan khususnya untuk riset dunia kesehatan. Itu kan sangat tertutup, sekarang jadi sangat cair,” katanya.
Selain itu, pandemi juga membuka mata pihak industri dan swasta untuk berkerja sama dengan para peneliti untuk merealisasikan hasil penelitiannya yang sebelumnya kerap tidak terwujud.
Hingga saat ini, LIPI sedikitnya telah melakukan 3.512 uji virus SARS-CoV2 untuk memetakan genome di Laboratorium Biosafety Level-3 LIPI di Cibinong, Jawa Barat.
Baca Juga: Fahri Hamzah Curhat Harga Tes Corona Mahal, Fadli Zon: Peluang Bisnis Baru
Sebelumnya, LIPI juga telah berhasil memproduksi alat terapi oksigen bertekanan tinggi pertama di Indonesia yang mampu mencegah pasien Covid-19 tidak sampai gagal napas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasif. (rap/yp)
