Menu-menu Indonesia Ini Populer di Phonm Penh

Senin, 01 Oktober 2018 | 15:00 WIB
Menu-menu Indonesia Ini Populer di Phonm Penh
Ilustrasi national food Indonesia. (Dok: Kemenpar)

Benchmark-nya sudah ada. Kita hanya perlu amati, tiru dan modifikasi,” terang Masruroh, Asdep Pengembangan Pemasara I Regional I Kemenpar.

Lalu apa yang harus dilakukan Indonesia? Apa strategi yang dilakukan di ITTP Phnom Penh sudah tepat?

Ilustrasi national food Indonesia. (Dok: Kemenpar)
Ilustrasi national food Indonesia. (Dok: Kemenpar)

Pertanyaan tadi langsung dijawab Menteri Pariwisata, Arief dengan penuh keyakinan.

“Ada tiga hal yang harus kita jalankan. Pertama, menetapkan national food. Kedua, menetapkan destinasi kuliner, dan ketiga, mempromosikan dan mem-branding restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri. Jadi yang sudah dilakukan Pak Dubes Sudirman di Phnom Penh sudah tepat,” ucap menteri yang memimpin Kemenpar sebagai kementerian nomor 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryofTourism2018 se-Asia Pasifik itu.

“Kemenpar sudah menetapkan Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate, dan Gado-gado, sebagai national food. Kebetulan tiga dari lima makanan tersebut ditetapkan oleh CNN sebagai makanan terlezat di dunia yaitu Rendang, Nasi Goreng, dan Sate,” ujar Arief.

Kedua, menetapkan destinasi kuliner.

“Sudah diputuskan, ada tiga destinasi kuliner Indonesia yaitu: Bali, Joglosemar, dan Bandung. Di Phnom Penh ada Warung Bali, Ada Borobudur Restaurant yang mewakili Joglosemar. I itu sudah tepat,” ucap menteri asal Banyuwangi itu.

Ketiga, mengembangkan resto di luar negeri seperti yang ditempuh Pemerintah Thailand.

“Saya yakin, negara harus mengambil peran ini dalam rangka mendorong diplomasi kuliner. Namun karena anggaran terbatas, maka kita harus mencari jalan lain yang lebih smart dan efisien, yaitu dengan melakukan co-branding dengan restoran Indonesia yang selama ini sudah eksis di luar negeri,” ucapnya.

Baca Juga: Pameran di Kamboja, Kopi Indonesia Diborong

Caranya bukan dengan membangun resto baru, tapi membantu mempromosikan resto Indonesia yang sudah ada di luar negeri.

“Resto-resto ini harus kita pilih dan kita kurasi agar bisa menjadi wajah Indonesia di luar negeri. Mereka harus menyajikan setidaknya 1 dari 5 national food kita dan harus mempromosikan national foods tersebut ke para wisman di masing-masing negara. Terimakasih Pak Dubes Sudirman. Melalui ITTP 2018, wajah Wonderful Indonesia jadi terlihat cantik di Phnom Penh,” ujar Arief.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI