"Kalau aku ‘tarik’ ke belakang, apa yang bisa aku pelajari dari perjalananku, adalah, karena upaya memberikan konten-konten bermanfaat ke orang-orang, terkait kebiasaan kita, sisi unik kita dalam diri kita, secara terus menerus atau konsisten. Karena dari konsistensi itu akan memunculkan reputasi dan akhirnya muncul peluang. Jadi, segala sesuatu itu soal konsistensi sih menurut aku," terang Cindy.
Tak sampai di situ, sisi entrepreneurship dari wanita kelahiran Bandung ini juga menarik dibahas. Karena Cindy rupanya tak hanya pandai mempromosikan produk orang lain. Tapi juga brand yang ia buat, yaitu Clevina.
Ya, Cindy – yang baru berumur 22 tahun di tahun 2014– memberanikan diri membuat brand sepatu berbekal eksistensinya di instagram serta hobinya mengoleksi sepatu, dan hasilnya berbuah manis.
"Waktu pertama kali rilis itu aku modalnya 5 juta, dan entah momennya lagi pas, saat itu brand-ku berhasil naik. Sepatuku laku sampai ribuan pasang. Dan omset bisa itu menyentuh ratusan juta,” terang wanita yang telah memiliki dua anak ini.
Setelah produk awalnya jadi best seller tersebut, Cindy pun memutuskan untuk menseriusi bisnisnya. Mulai dari aspek kemasan, modelnya, sampai strategi marketingnya. Hingga 6 tahun berdiri, Cindy mengaku bahwa sejauh ini telah merilis 80-an sepatu ke pasaran dan selalu laris manis.
Namun demikian, Cindy mengaku usahanya agak menurun di masa pandemi ini, khususnya di tahun 2020. Ia mengaku, pandemi berdampak cukup besar bagi bisnisnya dan cukup membuat ia pusing. Sebab saat pandemi corona datang, Cindy baru merilis produk yang akhirnya produk tersebut hanya menumpuk di gudang.
Tetapi Cindy pun tak lantas menyerah. Menurut Cindy ketimbang dengan pasrah, ia lebih suka mencari solusi atas kondisi tersebut. Karena menjalani bisnis sepatu, akunya, merupakan passion-nya yang bisa bermanfaat bagi dirinya diri sendiri dan orang di sekitarnya.
Dan jalan keluar yang ia tempuh saat itu ialah membuat sale di momen tertentu, salah satunya di bulan ramadhan 1442 H kemarin yang hasilnya membuat membuat stok di gudang keluar semua.
"Pada akhirnya sih aku sadar bahwa apa yang aku jalani ini passion aku, makanya aku nggak nyerah. Aku memang suka (bisnis sepatu). Karena memang suka, jadi happy menjalaninya. Apalagi pas bikin sepatu baru banyak suka, jadinya pingin lagi dan lagi. Termasuk juga jadi content creator, aku happy juga. Tampil depan orang, bicara di depan kamera, ialah hal yang sudah aku lakukan sejak modeling dulu. Makanya, tetap aku jalani sampai sekarang ini," tutupnya.
Baca Juga: 5 Potret Masa Kecil Selebgram, Awkarin Stylish Sejak Dini