Mengenal Rangkaian Midodareni dalam Pernikahan Adat Jawa yang Sakral

Arendya Nariswari Suara.Com
Sabtu, 26 Februari 2022 | 10:20 WIB
Mengenal Rangkaian Midodareni dalam Pernikahan Adat Jawa yang Sakral
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada malam seserahan ini, calon pengantin pria tidak diizinkan untuk bertemu dengan calon pengantin wanita, karena mereka sedang dipingit.

2. Tantingan

Usai memberikan seserahan pada pihak keluarga calon pengantin wanita, calon pengantin pria akan meminta restu dan mendapat jawaban dari keluarga wanita.

Karena pada malam Midodareni calon pengantin wanita tidak diperbolehkan menemui calon pengantin pria, maka keputusan penerimaan dan penolakan akan Diserahkan kepada orang tuanya.

3. Kembar mayang

Masih dalam rangkaian acara malam Midodareni, selanjutnya ada prosesi penyerahan Kembang Mayang atau sepasang hiasan dekoratif simbolik dengan tinggi hampir satu badan manusia. Dalam penyerahannya, kembang mayang akan didampingi sepasang cengkir gading yang dibawa sepasang gadis.

Dalam kepercayaan Jawa, Kembar Mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga kembang mayang akan dikembalikan ke bumi usai prosesi Midodareni dengan melabuhkannya ke air.

4. Catur Wedha

Rangkaian malam Midodareni selanjutnya adalah penyerahan Catur Wedha. Catur Wedha sendiri berisi wejangan yang diberikan oleh ayah calon pengantin wanita kepada calon pengantin laki-laki.

Baca Juga: Venna Melinda Mengaku Kerap Stres Dan Panik Karena Masalah Menjelang Pernikahannya Dengan Ferry Irawan

Dilansir dari Majalah Kelasa, Catur Weda berisi 4 pedoman hidup yaitu hangayomi atau melindungi, hangayani atau mencukupi kebutuhan, hangayemi atau rasa nyaman, dan hanganthi atau pemimpin. Dengan nilai-nilai ini diharapkan calon pengantin pria dapat menuntun calon istri dan anak-anaknya kelak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI