Suara.com - Indonesia sedang menghadapi inflasi, karena harga kebutuhan pokok yang terus naik. Seperti minyak goreng, BBM, LPG, tarif listrik, kedelai dan lain sebagainya.
Mengutip Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (13/4/2022) inflasi adalah keadaan di mana tingkat harga secara umum atau price level cenderung naik secara terus menerus.
Padahal benda yang naik ini jumlahnya sangat banyak di pasaran, dan sangat dibutuhkan masyarakat untuk sehari-hari.
Ada juga yang disebut dengan inflasi murni, yaitu inflasi yang terjadi sebelum ada campur tangan dari pemerintah, baik berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.
Penyebab Inflasi
![Ilustrasi inflasi. [Istimewa].](https://media.suara.com/pictures/original/2021/09/23/69056-ilustrasi-inflasi-istimewa.jpg)
1. Kenaikan Permintaan Agregat (Demand-Pull inflation)
Inflasi ini terjadi sebagai akibat bertambahnya permintaan barang dan jasa. Kenaikan dalam permintaan yang lebih besar dari penawaran akan menyebabkan kelebihan permintaan.
Akibatnya terjadi peningkatan harga. Peningkatan permintaan dapat terjadi karena peningkatan belanja pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta.
2. Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi (input). Kenaikan pada biaya produksi terjadi karena kenaikan harga-harga bahan baku.
Misalnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga produk-produk (output) naik dan terjadilah inflasi.
Baca Juga: Inflasi dan Krisis Ukraina Makin Mengkhawatirkan, Harga Emas Terkerek Naik
Macam-Macam Inflasi
Penggolongan macam-macam inflasi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu inflasi berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi berdasarkan penyebabnya, dan inflasi berdasarkan asalnya.
1. Inflasi Berdasarkan tingkat keparahannya
a. Inflasi Rendah dengan tingkat persentase di bawah 10% per tahun
Inflasi rendah masih belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu Negara dan masih dapat dengan mudah dikendalikan. Harga-harga naik secara umum namun belum menimbulkan krisis di bidang ekonomi.
b. Inflasi Sedang, jika tingkat persentase antara 10% hingga 30% per tahun
Inflasi sedang belum membahayakan kegiatan perekonomian suatu Negara, tetapi inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap.
c. Inflasi Berat, jika tingkat persentase antara 30% hingga 100% per tahun
Inflasi berat sudah mengacaukan kondisi perekonomian suatu Negara. Pada inflasi berat, umumnya orang mengurungkan niat untuk menabung karena bunga tabungan lebih rendah dibandingkan laju inflasi sehingga orang lebih senang menyimpan barang.
d. Inflasi Sangat Berat atau Hyperinflation, jika tingkat persentase diatas 100 % per tahun
Inflasi sangat berat sudah mengacaukan perekonomian suatu Negara dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
- Kenaikan Permintaan Agregat atau Demand-Pull Inflation seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- Kenaikan Biaya Produksi atau Cost-Push Inflation, seperti yang sudah dipaparkan di atas.
![Petugas membawa gas tabung elpiji nonsubsidi di salah satu agen di Jalan Emong, Lengkong, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/12/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/12/28/95560-kenaikan-harga-gas-elpiji-non-subsidi.jpg)
3. Inflasi Berdasarkan Asalnya
a. Inflasi berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi bersumber dari dalam negeri dapat terjadi karena adanya pencetakan uang baru oleh Pemerintah atau penerapan anggaran belanja defisit.
Inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan menyebabkan penawaran pada suatu jenis berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga akan naik.
b. Inflasi berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi bersumber dari luar negeri terjadi karena adanya kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan.
Bila suatu negara mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga tersebut (inflasi) akan mempengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan inflasi.
Contoh, Indonesia banyak mengimpor barang-barang dari Jepang. Jika harga barang-barang di negara Jepang naik, maka kenaikannya itu akan turut berpengaruh di Indonesia sehingga menimbulkan inflasi.
Dampak Inflasi pada Masyarakat
Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian.
Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan perekonomian masyarakat.
1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi, inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi.
Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Sehingga, kesempatan kerja baru akan tumbuh sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.
2. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Saat terjadi inflasi, penghasilan riil para penabung menjadi berkurang karena pada kenyataannya tingkat inflasi di atas jumlah bunga yang diperoleh.
Oleh karena itu, salah satu dampak inflasi adalah membuat minat menabung menjadi berkurang disebabkan nilai uang yang semakin menurun.
3. Dampak Inflasi bagi Kreditur dan Debitur
Bagi debitur dengan bunga pinjaman tetap, inflasi akan menguntungkan mereka karena bunga riil yang ditanggungnya turun.
Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
4. Dampak Inflasi bagi Produsen
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi.
Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya dan biasanya terjadi pada pengusaha besar. Namun, jika inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, produsen enggan untuk meneruskan produksinya.