1. Wanita dalam poligami kerap kali dipandang memiliki status rendah dibandingkan mereka yang menikah secara monogami.
2. Adanya anggapan kalau wanita di poligami seakan bebas memilih suaminya. Sementara wanita dalam pernikahan monogami disebut menghalangi suami untuk menikah lagi. Selain itu, perempuan juga dinilai memiliki hak, status, dan kebebasan yang kuat jika menikah secara monogami.
![Ayu Dewi dan Regi Datau. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/11/08/24219-ayu-dewi-dan-regi-datau.jpg)
3. Wanita yang berada dalam poligami dinilai memiliki kesehatan yang lebih buruk. Mereka juga dinilai memiliki umur yang lebih pendek, pendidikan rendah, serta tingkat bunuh diri tinggi dibandingkan dengan wanita dalam pernikahan monogami.
4. Adanya persaingan istri untuk mendapatkan cinta, seks, harta, warisan, perawatan, serta perhatian dari suami lebih. Selain itu, istri juga saling berebut perhatian suami terhadap anak-anaknya.
Berdasarkan studi, konflik sesama istri dalam rumah tangga poligami kerap kali terjadi dibandingkan yang hidup harmonis.
5. Istri di pernikahan poligami juga memiliki risiko alami kekerasan serta pelecehan, khususnya pada yang usia lebih muda. Hal ini terjadi karena perbedaan usia kerap membuat hubungan menjadi lebih sering mengalami konflik.
6. Adanya kekurangan yang dialami wanita membuat suami mencari istri yang lebih muda. Bahkan beberapa mengalami rentang usia yang cukup jauh yaitu sekitar 10 tahun.
7. Pernikahan dini pada istri lebih muda juga dapat berisiko menyebabkan masalah mental dan fisik bagi wanita. Selain itu, mereka juga lebih sering mengalami depresi, gangguan saraf, bahkan kematian lebih cepat dibandingkan dengan yang menikah secara monogami.
Baca Juga: Regi Datau Selingkuh, Denise Chariesta Salahkan Ayu Dewi: Kenapa Nggak Bisa Jaga Suami