Profil Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Ungkap Penyerangan Israel ke Palestina Adalah Hukum "Mata Ganti Mata"

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 01 November 2023 | 09:50 WIB
Profil Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Ungkap Penyerangan Israel ke Palestina Adalah Hukum "Mata Ganti Mata"
Pendeta Gilbert Lumoindong. [YouTube Denise Chariesta]

Suara.com - Pendeta Gilbert Lumoindong mendadak jadi sorotan usai menyebut serangan Israel ke Palestina termasuk hukum Musa, "Mata Ganti Mata" dalam khotbahnya. Dalam sebuah video yang diunggah di akun X miliknya, pria 56 tahun itu menganggap hal ini sebagai seruan damai yang perlu ia sampaikan.

Menurut Pendeta Gilbert, bukannya memerintahkan untuk gencatan senjata, Indonesia hanya bisa diam saat Palestina mengirim roket ke Israel. Sebaliknya, perintah itu akan diserukan ketika Israel membalasnya dengan bom. 

"Ketika Palestina kirim roket, Indonesia tidak bicara tentang gencatan senjata.  Indonesia bicara gencatan senjata selalu setelah Israel membalas," kata dia seperti yang Suara.com kutip pada Selasa (31/10/2023).

Sementara, kata dia iman Yahudi adalah iman Musa. Gigi ganti gigi, mata ganti mata. Sehingga, mereka tak akan menyerang, jika Palestina tidak mengusik lebih dulu.

"Kamu nyerang kami, kami diam, kami peringatkan. Kau masih tetap, kami balas sampai kami dapat apa yang kalian juga perbuat," pungkasnya lagi.

Lebih lanjut, Pendeta Gilbert bertanya, apakah Indonesia benar-benar jujur ingin perdamaian antara kedua negara terjadi? Jika ya, ia meminta masyarakat untuk merenungkan hal yang ia sebutkan tadi. 

"Indonesia tidak pernah bicara gencatan senjata waktu roket dikirim lalu katakan "palestina stop roket". Maaf ibu Menlu yang saya hormati, bapak Presiden yang saya hormati. Apakah Indonesia jujur benar-benar mau perdamaian? Coba renungkan," tambahnya. 

Bukan cuma itu, Pendeta Gilbert juga mengatakan jika Pancasila memang ingin menghapuskan penjajahan di muka bumi, bukanlah peperangan juga harus dihapuskan?

"Kalau mau menolong yang menderita, dari kedua pihak. Dan memerintahkan kepada dua-duanya untuk gencatan senjata. Palestina harus stop dengan roketnya, Israel harus stop dengan bomnya. Lalu indonesia pegang tangan Israel, pegang tangan Palestina. Mempersatukan, itu baru keren," tutup dia. 

Baca Juga: Dukung Palestina, Syifa Hadju Tolak Tawaran Kerjaan yang Pro Israel

Khotbah Pendeta Gilbert tersebut lantas dinilai netizen sebagai salah satu bentuk pro Israel. Hal ini membuatnya lantas diserang dan dinilai tidak berperikemanusiaan.

Pendeta Gilbert Lumoindong (Youtube pribadi)
Pendeta Gilbert Lumoindong (Youtube pribadi)

"Anda melihat hanya yang terjadi hari ini, kalau mau memainkan hukum qisos (mata ganti mata, nyawa ganti nyawa) jangan melihat hari ini, tetapi lihatlah ulah Israel Yahudi sejak tahun 1948.

Israel biadab karena didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman, Perancis dan sekutunya yang lain. Indonesia telah memainkan perannya sesuai dengan amanah UUD ‘45. Dan karena itu, didukung banyak negara," kata @wdtu.

"Dari kecil saya mengagumi khotbah dan pemikiran bpk sbg pendeta, beberpa tahun lalu saya lebih percaya "Humanity Above Religion" karna Tuhan saya mengajarkan "cinta kasih", dri video ini saya sangat kecewa tentang pemikiran bpk tentang siapa yg salah dan memulai perang," ucap @dxsxxxx.

"Ini pak, ada pesan dari Excellency Bishop Atallah Hanna dari gereja Nativity di Bethlehem. Semoga hatinya dibuka ya Pak, bukan rekeningnya aja yang dibuka," ujar @natixxxxx.

"Seruan damai? Israel hanya akan berhenti menindas rakyat Palestina setelah mengusir dan mencaplok seluruh wilayahnya. Padahal saudara seiman kalian umat kristiani di sana menderita juga, Gerejanya dibom juga," tambah @nasrxxxx.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI