Benar saja, aksi hujatan dan serangan brutal melalui jalur media sosial dari gerakan Julid Fi Sabilillah itu berhasil membuat lawan kena mental. Akibatnya, banyak dari tentara IDF dan netizen Zionis Israel yang menutup akun media sosial mereka. Tak sedikit pula yang mengaku ingin pergi ke psikiater dan melapor ke polisi Israel.
Salah satunya adalah seorang tentara wanita Israel. Sebelum akunnya tumbang, ia sempat melawan dengan menyinggung soal sejarah Indonesia.
"Dalam 48 jam terakhir aku jadi target. Instagram dan WhatsApp pribadiku lagi diserang oleh ribuan pro Palestina Muslim dari Indonesia," aku tentara wanita Israel itu dalam video yang diunggah akun X (Twitter) @greschinov.
"Mereka memanggilku pembunuh bayi, monster, pencuri dari tanah mereka, padahal tanah kami, Kolonialisme, dan p***r. Mereka mengganggu dan menelponku non stop berjam-jam, siang dan malam. Mereka menggunakan fotoku sebagai kanvas untuk dihina," sambungnya.