Orang tuanya pun menjawab dengan pendekatan yang kritis, agar Arra memahami bahwa pasangan hidup adalah sesuatu yang baru akan ia pikirkan saat dewasa.
"Arra sering bertanya tentang suka-sukaan dan pacar-pacaran. Kami menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang akan ia temui nanti saat sudah dewasa," ujar Onty Iya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa Arra mulai berinisiatif mencarikan jodoh untuknya setelah mengetahui bahwa sang Onty pernah mengalami kegagalan dalam hubungan. Menurut Onty Iya, Arra hanya ingin melihatnya bahagia dan tidak sedih lagi.
"Arra sangat peka. Dia bertanya kenapa aku sedih, kenapa aku pindah, kenapa aku tidak bersama seseorang lagi. Dari situ, muncul nalarnya untuk mencarikan jodoh untukku, dengan kriteria yang ia pahami dari Baba dan Bubu," tambahnya.
Respon Netizen: Pro dan Kontra
Tidak bisa dipungkiri, pernyataan Onty Iya mendapat berbagai reaksi dari netizen. Sebagian mendukung dan menganggap Arra sebagai anak yang cerdas dan perhatian, sementara yang lain merasa bahwa anak seusianya sebaiknya tidak terlalu fokus pada topik jodoh dan pernikahan.
"Kami memahami bahwa ada pro dan kontra. Kami pun terus belajar dan terbuka dengan masukan dari teman-teman semua," tutup Onty Iya.
Melalui klarifikasinya, Onty Iya berharap masyarakat dapat memahami perspektif keluarganya dan tidak lagi memberikan komentar negatif terhadap Arra. Baginya, sang keponakan hanya menunjukkan kepedulian yang tulus tanpa maksud tertentu.
Dengan ini, ia juga mengajak para netizen untuk lebih bijak dalam menanggapi anak-anak yang memiliki pola pikir kritis dan berbeda dari kebanyakan anak seusianya.