"Kalau alasannya untuk mencegah overload, kan bisa pakai sistem booking dulu? Dia punya banyak relawan masa ngurus gini aja gak bisa? Atau ada alasan lain kenapa lokasinya gak disebutin secara terbuka? Maksud gue, mereka bukan komunitas kecil loh. Followersnya di IG udah 50K," sambungnya.
5. Hanya Koleksi Buku Populer dan Mahal
Rumah Literasi juga disebut hanya mengoleksi buku yang populer dan mahal. Akun @/kuemarj bercerita temannya pernah akan mendonasikan buku. Namun, lapak itu tak merespon usai mengetahui ada koleksi buku yang tidak original.
"Dia punya banyak karya Pram termasuk edisi terbarunya lengkap dan buku-buku populer lainnya dengan copy mostly lebih dari 5. Ini anomali sih, karena selama ini gue gak pernah menemukan perpustakaan kecil yang punya copy sebanyak ini and for god knows what reason," beber @/kuemarj.
"Kalau beneran suka baca, dia gak akan ngelakuin hal gak penting kayak gini sih. Dibanding memperluas niche bacaannya, dia malah memperbanyak quantity koleksi buku trendy for the sake of engagement?" kritiknya.
"Ceritanya temen gue ada yang mau donasi buku. Dichat lah itu dari WA, dan disuruh foto dulu. Temen gue emang bilang ada yg gak ori karena itu buku kuliah, terus gak dibales sampe sekarang. nah untuk yg mau donasi buku, coba cek buku kalian masuk segmennya dia gak wkwkwk," curhat @/kuemarj.
6. Bohong Soal Rayap Lemari
Selanjutnya, Rumah Literasi pernah meminta donasi untuk membeli rak buku baru karena yang lama dilahap rayap. Sudah disarankan untuk memakai lemari besi, namun mereka tetap memilih rak kayu yang bahkan diduga palsu atau mengambil gambar dari internet.
"Dia ngetweet raknya kena rayap di bagian ujung-ujungnya. Ini mata gue yang picek atau gimana tapi gue gak ngeliat rayap di mana pun di rak buku itu. Dia cuman foto buku yang kena rayap dan ga ada yang tahu itu buku ditaruh di mana. (gue harap gue salah)," tulis akun tersebut.
Baca Juga: Kronologi Rumah Literasi Diduga Selewengkan Dana Donasi
"Setelah itu dia open donasi untuk beli rak buku. Udah banyak yang nyuruh dia beli rak besi aja, masih kekeuh beli rak kayu. Dan dia justru beli IKEA yang dikirim ke GARUT (ehm, kak minta profile pinterestnya dong hehe) dan gue pernah confront ini tapi gak dibales juga," lanjutnya.
7. Minta Donasi Sewa dan Beli Tanah
Rumah Literasi pernah meminta uang donasi untuk membayar sewa sebesar Rp10 juta. Namun, selang satu bulan, mereka terpantau malah menyatakan ingin membeli tanah yang diakui akan digunakan untuk lapak membaca.
"Bulan Februari dia masih minta donasi untuk bayar sewa 10 juta, tapi di bulan maret dia malah beli tanah? Dan gak ada yang tahu itu duit siapa, berapa dana yang dikeluarkan, atas nama siapa. KEK? Mending bakar aja itu baju MINKE yang lo pake! Poser!" kritik @/kuemarj.
8. Jual Cerita Sedih
Alih-alih membagikan tentang serunya membaca atau mengulas isi buku, Rumah Literasi disebut sering menjual cerita sedih. Lapak ini dikatakan kerap membagikan penderitaan yang dialami para pembaca.