Tradisi Telur Paskah, Kenapa Jadi Buruan Anak-Anak Saat Hari Raya?

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 14 April 2025 | 12:25 WIB
Tradisi Telur Paskah, Kenapa Jadi Buruan Anak-Anak Saat Hari Raya?
Ilustrasi telur paskah (Freepik)

Suara.com - Paskah adalah salah satu perayaan besar umat Kristiani untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Namun, di balik makna rohaninya yang mendalam, Paskah juga identik dengan tradisi unik dan penuh warna — salah satunya adalah tradisi telur Paskah. Setiap tahunnya, anak-anak antusias mencari telur berwarna-warni yang tersembunyi di taman atau di dalam rumah. Tapi, sebenarnya kenapa sih telur Paskah jadi buruan anak-anak saat Hari Raya? Dan kenapa Paskah identik dengan telur?

Paskah 2025 akan segera tiba dan diperingati oleh umat Kristen di seluruh dunia. Salah satu hal yang paling khas dari perayaan Paskah adalah kehadiran telur yang dihias berwarna-warni. 

Ternyata, tradisi menghias telur Paskah memiliki sejarah yang mendalam di baliknya. Telur dengan ornamen berwarna cerah ini menyimpan kisah panjang tentang kehidupan, kebangkitan, dan harapan.

Telur menjadi lambang dari kehidupan baru yang terus dikenang dan dirayakan setiap tahunnya, karena mengandung simbol regenerasi alam hingga melambangkan kebangkitan Yesus.

Dengan makna historis dan spiritual sangat dalam, tidak heran jika telur masih menjadi bagian penting dari tradisi Paskah hingga saat ini. Berikut ulasan selengkapnya seperti disadur dari Britannica dan sumber lainnya.

Makna Telur dalam Tradisi Kristen

Dalam tradisi di agama Kristen, telur memiliki makna spiritual yang mendalam. Telur dianggap mewakili kebangkitan Yesus Kristus.

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa bagian-bagian dari telur (kulit, putih telur, dan kuning telur) melambangkan Tritunggal Mahakudus: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Umat Kristen awal di wilayah Mesopotamia memiliki kebiasaan mewarnai telur dengan warna merah sebagai simbol darah Yesus yang tercurah saat penyaliban-Nya. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia dan menjadi bagian penting dalam perayaan Paskah.

Baca Juga: Kamis Putih Pakai Baju Warna Apa? Begini Aturan dan Makna Mendalam di Baliknya

Salah satu kisah paling terkenal tentang telur Paskah berkaitan dengan sosok St. Maria Magdalena. Dalam sebuah legenda, disebutkan bahwa ia membawa telur ke makam Yesus, dan saat menyaksikan kebangkitan-Nya, telur tersebut berubah warna menjadi merah terang.

Dalam versi lain, Maria Magdalena mempersembahkan telur kepada Kaisar Tiberius sambil berkata, "Kristus telah bangkit". Secara ajaib, telur yang dibawanya pun berubah menjadi merah menyala.

Kisah ini menjadi asal-usul tradisi menghias telur dengan warna merah dalam kalangan umat Kristen Ortodoks dan Katolik, sebagai lambang pengorbanan Kristus.

Sejarah Tradisi Menghias Telur Paskah

Temuan arkeologis menunjukkan bahwa telur burung unta yang telah dihias ditemukan di makam-makam kuno di kawasan Mesir dan Mediterania, dengan usia mencapai lebih dari 5.000 tahun. Ini membuktikan bahwa simbolisme telur sebagai lambang kehidupan telah ada sejak lama.

Tradisi menghias telur saat Paskah diperkirakan mulai menyebar luas pada abad ke-13. Saat itu, gereja melarang konsumsi telur selama masa Prapaskah.

Namun karena ayam tetap bertelur selama periode ini, telur-telur tersebut biasanya direbus agar tahan lama dan dikonsumsi kembali pada hari Paskah sebagai bagian dari perayaan.

Praktik ini juga dikaitkan dengan kebiasaan menghias telur sebagai penanda berakhirnya masa puasa. Warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, biru, oranye, dan pink pun digunakan untuk menghias telur, masing-masing mencerminkan makna spiritual.

Merah melambangkan darah Kristus, sementara warna-warna lainnya menyimbolkan sukacita, harapan, dan kehidupan baru.

Tradisi menghias telur ini pada akhirnya menyebar dan berkembang menjadi kegiatan menyenangkan untuk anak-anak. Tak hanya mewarnai dan menghias telur, keseruan juga didapat dari aktivitas berburu telur hingga balapan menggulirkan telur di tanah, yang populer di Amerika Serikat.

Pengaruh Festival Pagan dan Dewi Eastre

Beberapa sejarawan, termasuk Profesor Carole Levin dari University of Nebraska, meyakini bahwa telur Paskah juga memiliki akar dari perayaan musim semi dalam tradisi pagan.

Festival untuk menghormati Dewi Eastre, yang dikenal sebagai dewi kesuburan dan musim semi, banyak menggunakan telur sebagai simbol regenerasi. Dalam perayaan tersebut, telur dikonsumsi dan kadang dikubur dalam tanah untuk mendorong kesuburan alam.

Umat Kristen awal kemudian mengadopsi simbolisme ini, namun menerapkannya pada kebangkitan Kristus dan kehidupan baru dalam iman, bukan hanya regenerasi alam semesta.

Walaupun terkesan ringan dan menyenangkan, telur Paskah tetap membawa makna spiritual. Telur yang "mati" saat belum menetas, namun menyimpan kehidupan baru di dalamnya, adalah gambaran indah tentang kebangkitan dan harapan baru — pesan utama dari Paskah itu sendiri.

Dan tradisi telur Paskah bukan sekadar permainan anak-anak, tapi bagian dari simbolisme mendalam yang mewarnai perayaan Paskah di seluruh dunia. Dengan cara yang menyenangkan, tradisi ini mengajarkan anak-anak tentang kebangkitan, harapan, dan pentingnya kebersamaan.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI