“Bukan istri siri tpi istri batin itu seperti berhubungan zina tanpa ada ikatan pernikahan,” komentar salah seorang warganet.
Menurut informasi lain, nikah batin umumnya terjadi pada aliran-aliran yang berkedok agama di lingkungan para pelaku spiritual atau mereka yang mendalami dunia kebatinan.

Mereka memahami konsep dan makna dari nikah batin dalam kerangka pemahaman spiritual, bukan sebagai pernikahan pada umumnya.
Sehingga, meskipun dianggap menyalahi aturan, mereka tetap kukuh menerima dan bahkan mempertahankan konsep tersebut.
Seperti halnya ajaran-ajaran yang menyimpang, konsep nikah batin ini pun menimbulkan pro dan kontra.
Banyak perbedaan pendapat muncul terkait bagaimana seharusnya memahami praktik ini, baik dari sudut pandang agama, etika, maupun sosial.
Secara umum, nikah batin merujuk pada hubungan spiritual antara seorang murid dan gurunya.
Dalam praktiknya, murid melakukan semacam ijab sebagai bentuk penyerahan diri untuk menerima bimbingan sang guru.
Sementara itu, sang guru menyatakan qabul sebagai tanda menerima murid tersebut.
Baca Juga: Predator Seksual Berkedok Profesor, Guru Besar UGM Ramai Disebut Walid Versi Nyata
Hubungan ini tidak didasarkan pada aspek biologis atau seksual dan tidak memandang jenis kelamin, karena dianggap murni sebagai ikatan batiniah dalam konteks pengajaran atau pembinaan spiritual.