Suara.com - Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang menjadi dambaan setiap Muslim. Di balik perjalanan spiritual ini, ada banyak istilah teknis yang perlu dipahami jemaah agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai syariat. Salah satunya adalah tanazalul haji, yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar calon jemaah.
Lalu, apa itu tanazalul haji 2025 dan mengapa hal ini penting untuk diketahui?
Apa Itu Tanazalul Haji 2025

Secara bahasa, ada kata tanazul dan tanazalul yNG memiliki arti yang berbeda dalam konteks haji. Tanazul merujuk pada pengunduran diri atau pemberian hak kepada orang lain, sementara tanazalul adalah bentuk plural dari tanazul dan sering digunakan dalam konteks ibadah haji untuk menunjukkan proses pemulangan jemaah yang sakit atau memiliki keperluan khusus.
Tanazul biasanya dilakukan oleh jemaah yang memiliki kebutuhan mendesak untuk pulang lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. Misalnya karena alasan kesehatan, pekerjaan, keluarga, atau kondisi darurat lainnya. Proses tanazul dinamakan tanazalul dan dilakukan secara resmi dan harus mendapat persetujuan dari petugas kloter serta instansi terkait, termasuk Kementerian Agama Republik Indonesia.
Pentingnya Mengetahui Tanazalul Haji 2025
Mengapa istilah ini penting bagi calon jemaah haji 2025? Karena pemahaman tentang tanazul dan tanazalul dapat membantu jemaah mempersiapkan diri jika terjadi perubahan kondisi selama menjalankan ibadah. Tahun 2025 diprediksi menjadi salah satu musim haji tersibuk, dengan jumlah pendaftar yang terus meningkat. Oleh karena itu, segala kemungkinan perlu diantisipasi, termasuk keperluan untuk melakukan tanazalul.
Proses dan Syarat Pengajuan Tanazalul Haji 2025
Untuk memahami lebih lanjut apa itu tanazalul haji 2025, berikut adalah langkah-langkah umum yang perlu diperhatikan oleh jemaah:
Baca Juga: Jelang Musim Haji, BRIS Mulai Tebar Kartu BSI Debit Mabrur ke Calon Jemaah
- Permohonan Tertulis: Jamaah harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada petugas kloter atau tim pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI), disertai alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Verifikasi dan Persetujuan: Tim kloter akan memverifikasi alasan pengajuan tanazul. Jika dianggap valid, maka permohonan akan diteruskan ke Kantor Daerah Kerja (Daker) untuk diproses lebih lanjut.
- Penggantian Slot Kepulangan: Karena jumlah kursi pesawat terbatas dan telah ditentukan sejak awal, maka jemaah yang mengajukan tanazul harus mencari jemaah lain yang bersedia bertukar jadwal kepulangan. Inilah inti dari konsep tanazul.
- Dokumentasi dan Administrasi: Setelah disetujui, perubahan jadwal kepulangan akan dituangkan dalam dokumen resmi yang harus ditandatangani kedua belah pihak. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan semua sesuai prosedur.
Siapa yang Berhak Mengajukan Tanazul?
Tidak semua jemaah secara otomatis berhak mengajukan tanazul. Biasanya, permohonan akan diprioritaskan kepada:
- Jemaah lansia yang memiliki kendala kesehatan.
- Jemaah dengan kebutuhan medis khusus.
- Pekerja atau pejabat yang memiliki tugas penting di tanah air.
- Kondisi keluarga darurat, seperti anggota keluarga sakit parah atau meninggal dunia.
Meski demikian, semua permohonan tetap harus melewati proses verifikasi yang ketat. Tidak ada jaminan bahwa pengajuan tanazul akan langsung disetujui.
Kapan Tanazul Dapat Diajukan?
Tanazul biasanya diajukan setelah puncak ibadah haji selesai, yakni usai pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Mina. Pada masa ini, jemaah mulai bersiap untuk kembali ke Tanah Air. Namun, karena jadwal kepulangan sudah tersusun rapi sejak awal, perubahan mendadak dan proses tanazalul harus dilakukan dengan prosedur yang sah agar tidak mengganggu proses kepulangan jemaah lain.
Tantangan dan Etika dalam Tanazul