Fenomena Langka Hari Ini: 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Dekade Terakhir

Selasa, 05 Agustus 2025 | 18:23 WIB
Fenomena Langka Hari Ini: 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek dalam Dekade Terakhir
Ilustrasi melihat jam karena hari ini lebih pendek (Unsplash)

Suara.com - Sebuah fenomena astronomi langka terjadi hari ini, Selasa, 5 Agustus 2025, di mana planet kita akan menyelesaikan satu putaran pada porosnya sedikit lebih cepat dari biasanya.

Peristiwa itu menjadikan 5 Agustus sebagai salah satu hari terpendek yang pernah tercatat dalam beberapa dekade terakhir, dengan durasi waktu sekitar 1,25 milidetik lebih singkat dari 24 jam standar.

Meski dianggap sebagai hari terpendek, namun kemungkinan dirasakan oleh manusia sangat kecil dan mustahil. Fenomena ini menyoroti dinamika kompleks yang mengatur rotasi Bumi.

Apa Alasan Bumi Berotasi Lebih Cepat?

Penyebab utama di balik percepatan rotasi ini bukanlah faktor tunggal, melainkan interaksi rumit dari beberapa kekuatan alam. Salah satu teori yang paling kuat menunjuk pada inti cair Bumi.

Ilustrasi Bumi. [Freepik]
Ilustrasi Bumi. [Freepik]

Para ilmuwan menduga bahwa pergerakan inti Bumi telah sedikit melambat dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk menjaga hukum kekekalan momentum sudut, perlambatan di bagian dalam ini harus diimbangi oleh percepatan di bagian luar planet, yaitu kerak Bumi tempat kita berpijak, sehingga menyebabkan planet berputar lebih cepat.

Faktor lain yang berkontribusi termasuk posisi Bulan relatif terhadap ekuator dan variasi atmosfer.

Walau dalam jangka panjang gravitasi Bulan sebenarnya memperlambat rotasi Bumi, dalam jangka pendek posisinya bisa memberikan sedikit dorongan kecepatan.

Baca Juga: Hari Terpanjang di Bumi: Bukan Teka-Teki, Tapi Fakta Ilmiah!

Dampak Hari yang Lebih Pendek

Lantas, apa dampak dari hari yang lebih pendek ini? Bagi kehidupan sehari-hari, dampaknya sama sekali tidak ada. Anda tidak akan kehilangan waktu atau merasa ada yang aneh.

Namun, bagi dunia sains dan teknologi, perubahan ini sangat signifikan.

Sistem global yang bergantung pada ketepatan waktu absolut, seperti Jaringan Satelit Navigasi Global (GNSS) untuk GPS dan sinkronisasi jaringan komputer di seluruh dunia, harus memperhitungkan anomali ini.

Fenomena ini membalikkan tren perlambatan Bumi yang selama ini diatasi dengan menambahkan "detik kabisat".

Kini, para ilmuwan justru mulai memperdebatkan kemungkinan diperlukannya "detik kabisat negatif" di masa depan untuk menjaga jam atom dunia tetap selaras dengan putaran Bumi yang semakin cepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI