Penelitian dilakukan pada empat pasien pria dengan androgenetic alopecia tanpa riwayat transplantasi sebelumnya. Usia rata-rata pasien adalah 40 tahun dengan tingkat kerontokan bervariasi.
“Setelah prosedur transplantasi, pasien diberikan 1–2 mL ARCHE setiap minggu selama lima minggu melalui teknik microneedle di sekitar folikel yang ditransplantasikan,” jelas dr. Nilam.
Hasilnya, pertumbuhan folikel rambut baru mulai terlihat tiga bulan setelah kombinasi transplantasi dan ARCHE.
“Tidak ada komplikasi besar yang tercatat, dan seluruh prosedur berjalan aman. ARCHE terbukti meningkatkan penyembuhan luka, merangsang regenerasi pembuluh darah, dan mendukung pertumbuhan folikel baru,” ujarnya.
Dengan demikian, pasien pulih lebih cepat dan mendapatkan hasil transplantasi yang lebih optimal dan signifikan.
ARCHE juga telah resmi terdaftar di Kementerian Kesehatan RI dan mendapatkan sertifikasi FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat. Hal ini menjadi bukti bahwa ARCHE aman digunakan dan efektif secara klinis.
Melalui Expert Session ini, ST Indonesia berharap ARCHE dapat membantu semakin banyak praktisi medis memberikan hasil transplantasi rambut yang lebih cepat, sehat, dan berkualitas tinggi.