Suara.com - Dari sekian banyaknya kasus perceraian yang menimpa rumah tangga publik figur Indonesia, perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf cukup menggemparkan publik.
Tak hanya soal perceraian, kemelut rumah tangga beauty influencer itu juga diperkeruh dengan kasus dugaan penggelapan dana hingga miliaran rupiah oleh sang suami.
Hal itu lantas disebut menjadi alasan Tasya Farasya menggugat cerai Ahmad Assegaf pada 12 September 2025, meski keduanya dikabarkan sudah cerai secara agama pada tanggal 10 September 2025 lalu.
Tidak hanya itu, Ahmad Assegaf juga konon tidak memberikan nafkah lahir dan batin secara layak kepada Tasya sejak mereka menikah pada 2018 lalu.
Berbicara mengenai perceraian, langkah ini dianggap sebagai salah satu bentuk kehilangan terbesar dalam hidup seseorang. Karena tidak hanya kehilangan orang yang dicintai dalam hidup, perceraian juga memicu serangkaian emosi yang begitu kompleks.
Psikiater Swiss-Amerika Elisabeth Kubler-Ross dalam bukunya yang terbit tahun 1969, On Death and Dying memaparkan adanya Lima Tahap Kesedihan atau Five Stages Of Grief setelah kehilangan orang terkasih termasuk melalui perceraian.
Lantas, apa saja lima tahap kesedihan akibat perceraian ini? Simak pemaparannya berikut ini.
Five Stages of Grief dalam Perceraian
Sebagai informasi, tahapan Stages Of Grief tidak selama berjalan lurus. Beberapa orang mungkin tidak selalu melewati dari tahap satu ke tahap berikutnya dengan mulus.
Bisa jadi seseorang akan kembali ke fase sebelumnya atau merasakan semua fase secara bersamaan. Berikut adalah 5 stages of grief dalam perceraian:
Baca Juga: Andre Taulany Kembali Ajukan Cerai, Kali Ini di PA Jakarta Selatan
1. Tahap Penyangkalan (denial)
Tahapan pertama ketika mengalami perceraian, Anda mungkin akan merasa bingung dan kewalahan, bahkan tidak sanggup untuk mencerna berita keadaan. Dalam tahap lain, Anda mungkin menyangkal bahwa akam menghadapi perceraian. Atau, Anda mungkin masih percaya jika pasangan Anda tidak bermaksud demikian.
Menutup diri secara emosional mungkin awalnya bukan strategi yang sehat, namun penyangkalan merupakan mekanisme pertahanan alami oleh tubuh. Penyangkalan menjadikan Anda bertahan dari berbagai guncangan di tahap awal kehilangan.
Penyangkalan memiliki gejala spesifik, termasuk:
- Terkejut
- Mati rasa
- Kebingungan
- Mematikan
- Penghindaran.

2. Tahap Kemarahan (anger)
Setelah Anda mulai merasa pulih dari tahap penyangkalan dan sudah menyadari jika Anda benar-benar mengalami perceraian dan menjalani perubahan hidup, rasa marah mungkin akan sering muncul.
Bisa saja Anda melampiaskan kemarahan kepada pasangan, keluarga, atay teman dekat. Anda bahkan mungkin masih mempertanyakan "Mengapa harus saya?"
Merasa marah adalah hal yang wajar setelah seseorang bercerai dengan pasangannya. Anda tidak boleh memendam kemarahan, namun penting untuk mengungkapkannya dengan cara yang baik dan sehat.
Sebab dengan cara itu, akan membantu Anda untuk mengatasinya dan melangkah ke kehidupan yang lebih baik.
Tanda-tanda kemarahan meliputi:
- Frustrasi
- Ketidaksabaran
- Kebencian
- Kemarahan
- Merasa kehilangan kendali, dan
- Peningkatan penggunaan alkohol atau narkoba.
3. Tahap Tawar-menawar (bargaining)
Tahap tawar-menawar kerap kali dipicu oleh rasa bersalah dan mungkin pula disertai dengan rasa takut dan cemas yajg berlebihan. Tawar-menawar menunjukkan sejumlah gejala:
- Merenungkan (berulang kali bertanya pada diri sendiri "seandainya saja")
- Melakukan kesalahan
- Menyalahkan
- Takut
- Kecemasan, dan
- Berpikir secara berlebihan.
4. Tahap Depresi (depression)
Merasa sangat sedih ketika selesai mengalami perceraian adalah hal yang sangat wajar. Depresi biaa menjadikan seseorang merasa tidak berdaya dan putus asa, menguras energi, serta menghilangkan minat terhadap aktivitas yang dulu menyenangkan.
Merasa sedih atau bahkan depresi ketika kehilangan pasangan akibat perceraian sekali lagi merupakan hal yang wajar. Namun perasaan tersebut akan berlalu seiring dengan waktu. Bila Anda kesulitan untuk melupakan kesedihan itu, maka penting untuk mencari bantuan dari prikolog.
Tanda-tanda depresi meliputi:
- Perasaan putus asa
- Merasa tidak berdaya
- Merasa putus asa
- Kehilangan minat dalam kegiatan sosial
- Perubahan dalam tidur dan nafsu makan, dan
- Peningkatan penggunaan alkohol atau narkoba.
5. Tahap Penerimaan (acceptance)
Penerimaan merupakan tahalan saat Anda merasa pulih dari rasa sakit imbas perceraian dan sudah menemukan kejelasan dalam kehidupan pasca bercerai. Pada tahap duka ini, penerimaan pasti datang silih berganti. Akan tetapi pada akhirnya, Anda akan merasa utuh kembali.
Meski merasa utuh tidak selalu berarti Anda baik-baik saja, namun itu juga bermakna bahwa Anda memiliki pemahaman Anda akan baik-baik saja dalam fase kehidupan terbaru ini.
Tanda-tanda penerimaan meliputi:
- Menjadi lebih sadar
- Beradaptasi dan mengatasi
- Mempraktikkan kasih sayang pada diri sendiri
- Menoleransi kerentanan, dan
- Merasa divalidasi.
Itu tadi 5 Stages of Grief dalam Perceraian. Meski demikian, tahapan setiap orang mungkin berbeda-beda dan tidak semuanya mengalami fase yang sama. Namun 5 Stages of Grief di atas bisa menjadi cerminan umum yang dihadapi seseorang pasca bercerai.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari