Meilanie menilai bahwa tidak sedikit institusi serupa di luar negeri yang berorientasi bisnis, sehingga standar penerimaan mahasiswa bisa sangat longgar.
Bahkan, menurutnya, ada kampus yang bersedia menerima mahasiswa dengan syarat minimal, tanpa ijazah resmi setingkat SMP, bukan karena alasan kecerdasan luar biasa, melainkan karena mengejar uang dari orang tua yang ingin melihat anaknya berstatus kuliah di luar negeri.
“Ada banyak kampus abal-abal di luar negeri. Mereka rela menerima mahasiswa tanpa ijazah lengkap, bukan karena jenius, tapi karena mengejar uang orang tua yang ingin status anaknya naik,” tulis Meilanie dalam unggahannya pada 30 September 2025.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terbuai hanya karena ada label “lulusan luar negeri.” Menurutnya, gelar akademik dari institusi luar negeri memang terdengar prestisius, tetapi tidak semuanya menjamin kualitas pendidikan yang baik.
Meski begitu, perlu dipahami bahwa tudingan “abal-abal” ini lebih merupakan kritik terhadap tren sebagian institusi swasta luar negeri yang menekankan sisi komersial.
Faktanya, MDIS sendiri tetap beroperasi secara legal di Singapura dengan sertifikasi EduTrust dan ISO 9001:2015.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri