Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan tak perlu ada dikotomi koalisi partai Islam dan non Islam. Sebab, katanya, akan timbul kesan menjadi bangsa primordial.
"Yang penting kepentingan bangsa didahulukan," demikian tulis Said Aqil di Twitter-nya, @saidaqil.
Menurut tokoh yang masuk dalam daftar calon wakil presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, bila negara mengalami kemajuan, umat Islam sebagai mayoritas juga akan ikut maju.
"Islam juga tidak perlu diformalkan, namun dilaksanakan," tulis Said Aqil.
Said Aqil menyontohkan Timur Tengah. Hubungan antara agama dan negara belum menemukan titik temu sehingga sering sekali terjadi konflik antara agama dan negara.
Di Indonesia, kata dia, persoalan mendasar kenegaraan tersebut sudah selesai, tinggal bagaimana menyejahterakan rakyat.
"NU memiliki agenda yang lebih besar dari partai politik, karena urusan NU adalah kebangsaan, bukan politik praktis. As Siyasah al Ulya," katanya.