Menurut dr. Erlina, langkah yang diambil pemeritah dengan membeli rapid test berbasis serologi ini memakan waktu panjang dan boros biaya.
"Yang perlu diperbanyak adalah rapid test PCR. Itu yang murah banyak sekali sekarang. Dan itu bisa memeriksa sekali banyak. Bukan satu-satu," ujarnya.
Rapid test berbasis serologi, kata dr. Erlina, harus dikerjakan satu-satu meskipun hanya butuh waktu 15 menit.
"Kalau PCR rapid test ini keluar hasil satu jam dan hasil yang banyak," ucapnya.
Ia menambahkan, "Perbanyaklah rapid test tapi rapid test PCR. Bukan yang serologi. Saya dengar harganya Rp 300 juta mesinnya".