CATATAN Egy Massadiah: Ketika Jenderal Maruli Membangunkan Sang Komandan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 03 Desember 2024 | 11:42 WIB
CATATAN Egy Massadiah: Ketika Jenderal Maruli Membangunkan Sang Komandan
Almarhum Doni Monardo. (Dok.Ist)

Sekitar pukul 18.00 Maruli tiba di lobby rumah sakit. Saya menghambur masuk gerbang rumah sakit. Untung terkejar, menemaninya menuju lantai 29, lantai tempat Doni Monardo dirawat di RS Siloam. Maruli mengenakan pakaian dinas militer dengan pangkat empat bintang.

Kurang dari tiga menit Maruli berada di ruang rawat Doni Monardo. Sejenak, saya melihat pintu terbuka dan ia tampak bergegas keluar ruang ICU. Saya mendekat, “Kenapa brader?”

“Duh… nggak kuat aku…. Mau nangis…..” ujar Maruli sambil melepas maskernya.

Berkata begitu sambil ia mengilas balik suasana di ruang ICU. Maruli menyaksikan tubuh Doni tergolek. Semua perlengkapan medis ICU menempel di tubuhnya.

Dari luar dinding kaca, saya menyaksikan Maruli memberi hormat militer, lalu berkata merajuk kepada Doni, “Bang…. Bangun bang! Lihat, anak buahmu sekarang sudah bintang empat. Bangun bang!!!....Komandooo !!!” Lalu hening.

Setelah itu, Maruli tak kuasa lagi menahan luapan emosi. Ia tak mau tangisnya pecah di hadapan abang komandan yang begitu ia hormati. Karena itulah ia bergegas lari keluar….

Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Maruli. Pikirku, kami harus segera bergeser. Saya mengajaknya mencari secangkir kopi.

Semobil kami meninggalkan rumah sakit. Yang dituju bukan kafe atau coffeeshop, melainkan ngopi di teras belakang rumah dinas Pangkostrad di Komplek Pati, Kuningan, Jakarta Selatan.

Untuk diketahui, sebelum menerima pataka Kartika Eka Paksi sebagai Kasad, Maruli adalah Panglima Kostrad. Penggantinya, Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa akmil 91, hari itu memang belum menempati rumah dinas Pangkostrad.

Baca Juga: Dimakamkan di TMP Kalibata, Makam Doni Monardo Satu Blok dengan Tjahjo Kumolo hingga Harmoko

Di situlah, Maruli menumpahkan banyak kenangan bersama Doni. Ia menyebut komandannya sebagai figur sekaligus jagoan. Ia ingat saat masih perwira remaja, jika ditegur oleh senior Doni Monardo, ada luapan rasa bangga yang luar bisa.

(Alm) Letjen Doni Monardo saat bertemu Jenderal Maruli Simanjuntak.
(Alm) Letjen Doni Monardo saat bertemu Jenderal Maruli Simanjuntak.

Saya pun menjadi saksi, pada April 2021 Doni sebagai Kepala BNPB dan Maruli sebagai Pangdam Udayana berjibaku di lapangan memimpin penanggulangan bencana badai siklon yang melanda sebagian besar wilayah Flores Nusa Tenggara Timur. Saat badai terjadi, situasi pandemi Covid 19 belum juga surut. Artinya dua bencana datang di saat yang sama harus ditanggulangi.

Bahkan saat Doni sudah memasuki era purnawirawan, kolaborasinya dengan Maruli tak pernah berhenti. Di antaranya menanam dan merawat ratusan pohon flamboyan di kawasan wisata Labuan Bajo NTT, yang merupakan teritori Kodam Udayana.

"Beliau sosok yang sangat menginspirasi kami semua adik-adiknya. Sosok yang lengkap," mata Maruli menerawang.

“Bicara soal latihan, penugasan, lingkungan, dan lain sebagainya. Bahkan sampai beliau pensiun pun kiprahnya tidak pernah berhenti. Bersama PPAD mengadakan operasi katarak di Puncak Jaya, Papua dan daerah lain. Termasuk di bidang lingkungan. Tugas kami untuk melanjutkan kiprah beliau,” ujar Maruli.

Feeling Menjelang Kepergian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI