Suara.com - Ada satu momen menarik dari kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Belanda sejak Kamis (25/9/2025).
Prabowo diketahui menyempatkan untuk berziarah ke pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag yang disebut-sebut menjadi tempat pemakaman kerabat Prabowo.
Tim dokumentasi kepresidenan juga menangkap momen Prabowo berdoa di depan sebuah batu nisan yang bertuliskan "Philip Frederik Laurens Sigar - Cornelie Emelie Maengkom - Frederina Sigar."
Nama-nama di batu nisan yang sempat disinggahi Prabowo dalam peziarahan tersebut sontak menuai pertanyaan.
Adapun momen ziarah tersebut adalah salah satu agenda sang presiden dalam kunjungannya ke Belanda untuk mempererat hubungan bilateral, khususnya di bidang-bidang strategis dengan Negeri Kincir Angin.
Publik sontak bertanya-tanya, terkait apakah Prabowo memang punya anggota keluarga dari Belanda, atau beberapa anggota keluarganya ada yang menetap di Belanda.
Silsilah keluarga Prabowo ternyata menyimpan fakta unik untuk diselami lebih dalam.
Berikut silsilah keluarga Prabowo yang punya latar belakang beragam.
Nama makam di batu nisan ternyata milik kakek Prabowo dari Manado

Setelah ditelusuri, memang benar bahwa pemilik nama-nama di batu nisan tersebut adalah kerabat dari Prabowo.
Baca Juga: Prabowo di PBB: Titik Balik Konflik Israel-Palestina dan Tawaran 20.000 Pasukan Perdamaian
Prabowo punya silsilah keluarga yang multikultural. Artinya, keluarga Prabowo berasal dari beraneka ragam etnis di Indonesia.
Philip Frederik Laurens Sigar adalah kakek Prabowo dari sang ibunda, Dora Marie Sigar. Sedangkan untuk nenek Prabowo bernama Cornelie Emelie Maengkom.
Diketahui, Philip dan Cornelie adalah sama-sama keturunan Minahasa, yakni salah satu suku besar di Manado dan Sulawesi Utara.
Kakek dari Prabowo dulu punya peran penting saat masa pemerintahan era Hindia Belanda di Manado. Philip sempat menjabat Gemeenteraad Manado (1920-1922) dan pejabat Sekretaris Residen (Gewestelijk Secretaris) Manado (1922-1924).
Prabowo juga ternyata adalah keturunan dari Benjamin Thomas Sigar yang menjabat sebagai kapitein atau pemimpin Pasukan Tulungan atau Hulptroepen (pasukan bantuan) yang dikontrak pemerintah Hindia Belanda guna membantu mengatasi Perang Jawa.
Melalui peran para Pasukan Tulungan, pemerintah Hindia Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro.
Setelah membahas pihak ibu, kini saatnya membahas silsilah dari pihak ayah Prabowo.
Ayah Prabowo sendiri merupakan ekonom kondang di era Orde Lama dan Orde Baru, Soemitro Djojohadikoesoemo.
Mendiang Soemitro sempat menjabat beragam posisi strategis di pemerintahan, dari Menteri Perdagangan dan Industri, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset.
Soemitro juga adalah seorang akademisi yang pernah mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Melalui kiprah Soemitro, perkembangan ilmu ekonomi di Indonesia mengalami banyak kemajuan. Soemitro menuangkan berbagai gagasannya melalui berbagai karya magnum opus seperti Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan dan Nasionalisme, Sosialisme, Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo.
Melalui Soemitro, Prabowo masih punya darah ningrat atau bangsawan Jawa.
Kakek Prabowo dari sang ayah, yakni Margono Djojohadikoesoemo adalah keturunan dari Raden Joko Kahiman.
Margono juga diketahui sebagai bapak ekonomi modern Indonesia dan mencetak sejarah sebagai direktur utama pertama dari Bank Negara Indonesia.
Kakek Prabowo tersebut juga berperan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara yang dahulu berdiri sebagai dewan penasihat untuk Presiden Indonesia.
Fakta unik terkait Margono Djojohadikoesoemo adalah ia juga punya beberapa orang anak yang salah satunya adalah Soebianto Djojohadikoesoemo dan Soejono Djojohadikoesoemo.
Soebianto Djojohadikoesoemo dan Soejono Djojohadikoesoemo gugur saat Pertempuran Lengkong melawan tentara Jepang.
Nama Soebianto kemudian diabadikan sebagai nama cucu Margono yang tak lain adalah Presiden Prabowo Subianto.
Kontributor : Armand Ilham