Menyusuri keindahan yang terpajang dari layar seringkali membuat kita merasakan kekecewaan karena tidak sesuai dengan realita. Jejak yang tertinggal dalam dunia maya seringkali menarik perhatian masyarakat dengan dijadikan sebagai pembahasan di dalam kehidupan sehari. Pola kebiasaan ini begitu mengkhawatirkan karena dapat menghancurkan pola kehidupan masyarakat di masa yang akan datang.
Membagikan momen tertentu sudah dijadikan kebiasaan dari kemajuan yang dirasakan. Semua orang telah berlomba-lomba untuk mempercantik paras demi angka pengikut, iklan pun datang menjenguk diri mereka. Dengan jempol kita bisa mendapatkan tujuan hidup, yakni menguasai dunia dalam genggaman. Memiliki materi yang berlebih dapat membeli mimpi dan harapan seseorang, seperti giveaway. Menjaga harga diri pun tidak berlaku dimasa kini karena “mempertahankan harga diri tidak bisa memberikan sesuap nasi.”
Kemajuan saat ini memunculkan beberapa orang yang dapat memberikan pengaruh, atau disebut juga influencer. Mereka menganggap diri mereka sebagai penyelamat moral manusia demi hidup yang lebih bermartabat. Namun begitu banyak omong kosong yang mereka katakan dengan mengatasnamakan masyarakat dan kepercayaan. Sebenarnya mereka ini hanyalah individu atau kelompok yang memiliki jumlah pengikut banyak dan tidak memiliki kelebihan apa-apa, kebetulan mereka memahami ekosistem di media sosial.