Pegiat sosial media, Denny Siregar menyampaikan pendapatnya terkait kisruh lahan di Desa Wadas.
Menurutnya, sebagian warga yang tidak setuju atas proyek tersebut, diprovokasi oleh oknum LSM tertentu untuk meneror mayoritas warga yang setuju.
“Mereka yang tidak setuju, diprovokasi oleh LSM-LSM untuk meneror warga yang setuju melepas tanahnya,” ujar Denny Siregar dalam unggahan video channel youtube Cokro TV, pada Kamis, 10 Februari 2022.
Kemudian, Denny Siregar menjelaskan pernyataannya dengan menceritakan peristiwa yang terjadi saat proses pengukuran tanah oleh BPN terkait proyek bendungan di Desa Wadas tersebut.
Denny menceritakan bahwa BPN meminta polisi untuk mengawalnya dalam proses pengukuran lahan, hal tersebut dikarenakan BPN mendapatkan indformasi adanya intimidasi dan ancaman-ancaman.
“Kemarin, BPN akan melakukan pengukuran tanah dari bidang (tanah) yang sudah disetujui untuk dilepas oleh warga, BPN meminta polisi untuk mengawal, karena sebelumnya sudah menerima laporan kalau ada intimidasi dan ancaman-ancaman,” ujar Denny melanjutkan.
Menurut Denny, ancaman-ancaman tersebut berasal dari oknum tak dikenal yang mengatasnamakan warga Desa Wadas.
Selanjutnya, Denny menceritakan kronologi masalah saat proses pengukuran tanah yang dilakukan oleh BPN.
“Ketika BPN melakukan pengukuran, di sini disebut terjadinya keributan,” ujar Denny Siregar.
Denny juga memperkirakan ada sekitar 30 orang yang datang mengatasnamakan warga Desa Wadas dan mengganggu proses pengukuran lahan oleh BPN.
“Ada sekitar 30 orang yang mengaku warga Wadas, menghalang-halangi pengukuran oleh BPN itu,” ujar Denny melanjutkan.
“Bukan itu saja, mereka juga melempar batu ke polisi dan memprovokasi warga yang lain,” ujar Denny melanjutkan.
Menurut penjelasan Denny, mereka yang memprovokasi dan melempar batu ke polisi akhirnya ditangkap. Bukan hanya melempar batu, sebagian dari mereka juga diketahui membawa senjata tajam.
“Tentu mereka ditangkap, dan ternyata mereka ada yang membawa senjata tajam,” ujar Denny melanjutkan.
Denny mengungkapkan bahwa setelah ditangkapnya 30 oknum tersebut, proses pengukuran lahan tetap berlangsung dengan lancar, bahkan warga Wadas yang mayoritas setuju, mereka mengikuti proses pengukuran lahan proyek bendungan tersebut.
Denny juga berpendapat bahwa berita-berita di media sosial yang seolah menggambarkan terjadi peristiwa kerusuhan besar di Desa Wadas adalah sebuah masalah.
“Yang masalah adalah berita-berita di media sosial dan media mainstream yang seolah-olah menggambarkan bahwa di Wadas itu terjadi kerusuhan besar,” ujar Denny menandaskan.