AKU ingin agar dia dipuji, di langit dan di bumi." Begitu Abdul Muthalib berkata sembari menimang sang bayi yang berwajah cahaya. Senyumnya bangga, rautnya gembira, air mukanya renjana.
Dengan teguh dijawabnya para tetua Quraisy yang tadi menggugat, "Mengapa kauberi nama dia Muhammad; nama yang tak pernah digunakan oleh para leluhur kita yang hebat?" Dan Muhammad senantiasa terpuji, hingga para pembencinya tak mampu mencaci.
Ibn Ishaq meriwayatkan dalam Sirah-nya; bahwa setelah turun Surah Al Lahab yang menyebut Ummu Jamil sebagai wanita pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut, perempuan itupun mencari-cari Kanjeng Nabi.