Semarangpos.com, SEMARANG — Masih hangat di ingatan tentang dua pelajar sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) Kota Semarang yang membunuh dan merampok sopir taksi online, kini wajah dunia pendidikan kota bersemboyan aman, tertib, lancar, asri, dan sehat (ATLAS) kembali ternoda dengan dugaan tindak kekerasan oleh insan pendidik di SMKN.
Seorang guru SMKN 3 Kota Semarang diadukan ke polisi atas dugaan tindak penganiayaan terhadap salah seorang siswanya. Pengaduan yang disampaikan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolrestabes Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2018), disampaikan Agung Cahyono, orang tua Caisar Risky, siswa SMKN 3 Semarang yang diklaimnya dianiaya salah seorang guru berinisial P.
Seusai mengadu ke polisi, Cahyono memaparkan di hadapan wartawan tindakan yang disebutnya penganiayaan itu terjadi pada 31 Januari 2018 di luar jam sekolah. Saat itu, lanjut dia, anaknya dalam perjalanan pulang dicegat oleh terlapor di daerah Wonodri, Kota Semarang.