Ilmuwan Buktikan Perselingkuhan Terjadi karena Faktor DNA

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 02 November 2015 | 17:33 WIB
Ilmuwan Buktikan Perselingkuhan Terjadi karena Faktor DNA
Ilustrasi lelaki selingkuh [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perselingkuhan salah satu alasan di balik hancurnya kisah cinta dua sejoli. Tak hanya lelaki, kaum perempuan pun bisa menjadi pelaku perselingkuhan.

Sebuah penelitian terkini menyebut bahwa sifat selingkuh terkait erat dengan DNA atau faktor genetik. Temuan yang didapat peneliti seks Shere Hite menyebut bahwa sebanyak 70 persen perempuan dan 72 persen lelaki yang menikah pernah berselingkuh dengan orang lain.

Peneliti menyebut bahwa kecenderungan untuk selingkuh sebenarnya tersimpan dalam informasi genetik mereka di DNA. 50 persen orang dengan alel panjang hormon dopamin memiliki kecenderungan untuk selingkuh di belakang pasangan mereka. Sementara individu dengan alel singkat hormon dopamin cenderung setia dengan pasangannya.

"Individu dengan alel hormon dopamin yang panjang juga lebih mungkin untuk berurusan dengan penyalahgunaan zat terlarang," imbuh Hite.

Hormon lain yang berkaitan dengan perselingkuhan adalah vasopresin. Hormon ini dilepaskan ketika seseorang mengalami kontak fisik atau sosial dengan orang lain. Pada 2014, sebuah penelitian yang melibatkan 7.000 anak kembar menemukan bahwa perempuan yang selingkuh memiliki tipe gen yang mengaktifkan hormon vasopresin.

Selain gen, tentu saja uang menjadi faktor timbulnya perselingkuhan. Laki-laki sukses dengan pendapatan berlimpah memiliki kecenderungan tinggi untuk selingkuh.

"Justru pasangan dengan pendapatan yang sama cenderung saling setia. Tapi bagaimanapun selingkuh juga dipengaruhi faktor genetik," imbuh peneliti dalam video Science of Cheating.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI