Indonesia Perlu Ikut Selidiki Potensi Vaksin BCG untuk Tangkal Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 04 Juli 2020 | 08:15 WIB
Indonesia Perlu Ikut Selidiki Potensi Vaksin BCG untuk Tangkal Covid-19
Vaksin BCG diduga bisa membantu melawan Covid-19. Ilustrasi vaksin. (Shutterstock)

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia sempat menyatakan belum ada bukti tentang efektivitas vaksinasi BCG pada COVID-19. Namun, organisasi ini sedang mengamati dua uji klinis yang dilakukan di Australia dan Belanda.

Namun, mengingat peran potensial dari BCG dan kepentingan strategis untuk mencari cara perlindungan terhadap COVID-19, kami merekomendasikan Indonesia untuk:

  1. mengeksplorasi peran potensial BCG dengan melakukan uji klinis sendiri
  2. segera mengeluarkan kebijakan yang mendorong kelompok berisiko tinggi seperti petugas kesehatan untuk melakukan vaksin BCG ulang.
  3. mempersiapkan perluasan produksi BCG, dengan cara menjamin tersedianya bahan baku untuk mendukung pasokan vaksin BCG di dalam negeri dan internasional.

Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara yang mampu untuk memproduksi vaksin BCG. Indonesia juga termasuk dalam sepuluh negara yang memasok vaksin BCG di luar wilayah domestik. Pabrik yang memproduksi vaksin BCG di Indonesia adalah Biofarma, yang merupakan sebuah badan usaha milik negara.

Sejak 1999, Indonesia telah menerapkan program vaksinasi BCG untuk anak-anak - akibat tingginya risiko TBC. Diperkirakan, cakupan BCG untuk bayi yang baru lahir (0-2 bulan) telah mencapai angka 92,2%.

Namun, kasus tuberkulosis di Indonesia masih sangat tinggi. Terdapat 395 kasus positif per 100.000 kasus. Cakupan vaksin BCG yang mungkin masih rendah bagi untuk keluarga menengah ke bawah dapat menjadi salah satu alasannya.

Maka dari itu, penting bagi Indonesia untuk memulai program vaksin BCG ulang.

Membangun kekebalan terlatih

Secara historis, para peneliti merancang vaksin dengan cara mengidentifikasi antigen yang dianggap “sempurna” yang terdiri dari molekul-molekul yang dapat menghasilkan respons jangka panjang dan spesifik terhadap suatu infeksi, yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang kemudian menciptakan kekebalan tubuh jikalau berhadapan kembali agen penyebab penyakit yang sama.

Namun, pengembangan dari pendekatan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dan hingga saat ini, pendekatan semacam ini belum juga mengarah ke pada vaksin yang dapat melawan berbagai virus corona, walau berbagai upaya dalam melawan SARS dan MERS yang dilakukan sejak 2003, telah menggunakan pendekatan ini.

Baca Juga: Tambah 147 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 11.824 Orang

Pendekatan lainnya adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara luas untuk melawan infeksi dengan cara memicu suatu bentuk memori kekebalan “non-spesifik”, yang disebut kekebalan terlatih. Kekebalan terlatih dapat mempersenjatai berbagai sel dalam melawan berbagai penyakit menular.

BCG merupakan vaksin yang berasal dari bakteri hidup (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan, dan tampaknya dapat memicu bentuk kekebalan ini.

Sebuah data menunjukkan bahwa vaksinasi BCG bisa saja memiliki manfaat-manfaat lebih lainnya, di luar pencegahan tuberkulosis. Perlindungan dari infeksi pernafasan yang tidak terkait dengan TBC, serta pengurangan risiko kematian akibat infeksi tersebut, merupakan beberapa manfaat lainnya dari vaksin BCG.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaksinasi BCG dapat ‘memprogram ulang’ kekebalan tubuh, dan sering dikaitkan dengan peningkatan perlindungan terhadap berbagai infeksi pernapasan.

Mengingat risikonya yang rendah dan potensi manfaat dari vaksin BCG yang tinggi, maka dari itu, Indonesia perlu memberlakukan program booster BCG (vaksin ulang BCG) dengan segera. Peningkatan kapasitas dalam memproduksi vaksin BCG secara massal juga perlu dilakukan.

Selain itu, Indonesia juga harus segera melakukan uji klinis skala besar untuk menguji apakah BCG dapat menjadi proteksi untuk melawan COVID-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI