Tiga Jenis Penonton Festival Musik di Indonesia: Dari Pencari Kesenangan ke Pembelajar

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 29 Juni 2021 | 23:44 WIB
Tiga Jenis Penonton Festival Musik di Indonesia: Dari Pencari Kesenangan ke Pembelajar
Ribuan penonton dari berbagai negara larut dalam kemeriahan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (12/12) dini hari.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penelitian kami menunjukkan bahwa kelompok ini mayoritas masih muda yaitu sekitar 22 tahun. Namun kita memerlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui lebih lanjut demografi dari kelompok ini.

2. Pengunjung yang belajar sambil bermain (playful learners)
Pengunjung kategori ini mencapai rasa bahagia dengan cara yang sedikit berbeda. Salah satunya, mereka mempelajari kemampuan musik dari para musisi yang tampil di dalamnya.

Mereka merupakan kategori pengunjung yang mencari hal baru apa yang mereka bisa ambil dari sebuah festival, untuk pengembangan dan aktualisasi diri mereka.

Pengunjung yang masuk dalam kategori ini biasanya adalah sesama seniman musik yang menikmati musik yang dibawakan. Mereka juga aktif sambil mencari inspirasi ide dan makna musik dari para musisi yang tampil di festival tersebut.

3.Pengunjung transendental (transcendentalist)
Segmen terakhir secara prinsip merujuk kepada mereka yang merasa bahwa dengan mendatangi sebuah festival musik mereka turut memberikan kontribusi positif bagi pelaku kreatif di dalamnya, sekaligus memenuhi rasa aktualisasi di dalam dirinya.

Pengunjung yang masuk dalam kelompok ini biasanya menikmati sajian musik yang ada sambil belajar sesuatu yang baru di dalamnya. Orang-orang tersebut tidak hanya belajar dari musikalitas, tapi juga pengelolaan acaranya sendiri dan juga kemunculan tren dan budaya.

Orang-orang ini paham bahwa kehadiran mereka memberikan warna bagi festival tersebut secara khusus, maupun secara luas kepada ekonomi dan industri musik itu sendiri.

Hal yang menarik dari temuan penelitian kami adalah klasifikasi ini relevan di berbagai jenis festival yang ada terlepas dari genre musik yang dimainkan dengan tingkat akurasi hingga 95%.

Makna temuan ini
Dari temuan ini, kami memiliki dua rekomendasi yang kami dapat sodorkan pada para penyelenggara festival musik di Indonesia.

Baca Juga: Dibayangi Pandemi, Festival Musik Internasional Roargama Batal Digelar

Pertama, penyelenggara festival musik pada masa depan dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh bahwa festival musik yang bahkan terkesan hedonis sekalipun, mampu memberikan nilai tambah kepada pengunjungnya dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan diri maupun dampak positif kepada masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI