Buya Yahya juga pernah menjawab terkait pertanyaan memelihara dan berteman Khodam Muslim. "Manusia bingung kalau tidak punya kawan sesama manusia, itu orang bingung. Kawan aja dari jin, orang bingung itu. Santri di pondok baca Surat Al-Jinn, katanya ingin punya teman jin. Innalillahi, ini orang bingung. Kawan itu manusia. Kalau ingin ibadahmu kuat, cari istri yang benar, pasangan yang benar, jangan berurusan dengan jin!" ungkap Buya Yahya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.
Pemilik Pondok Pesantren Al-Bahjah tersebut juga menjelaskan bahwa syarat berteman dengan Khodam atau jin sangat berat. Orang tersebut harus paham betul syariat dan 'alim. Orang biasa dikhawatirkan akan terjerumus.
"Ada ulama dulu mengatakan, boleh, seandainya kamu berurusan dengan jin. Tapi syaratnya apa? Dia harus seorang 'alim dan tahu benar tentang syari'at, kalau mau dibohongi jin dia tahu. Kalau dia bukan 'alim, dia tertipu, jadi dukun dia. Kiai dukun. Nah ini bahaya. Nggak ada urusan dengan jin, ini berbahaya sekali," pungkas Buya Yahya.
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya M Febriyanto Firman Wijaya juga menanggapi fenomena cek Khodam yang viral. Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Riyan menjelaskan istilah Khodam lebih dikenal dalam konteks mistis dan spiritual, digambarkan sebagai jin pembantu manusia.
Menurutnya, percaya dengan Khodam bertentangan dengan akidah tauhid. Terkait hukum ramalan Khodam dalam Islam, itu bisa dikategorikan sebagai syirik.
“Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan. Ramalan khodam yang seolah-olah mengetahui masa depan adalah bentuk kesyirikan,”tegasnya.