Misteri Lubang Gravitasi di Samudera Hindia Akhirnya Terpecahkan!

Muhammad Yunus Suara.Com
Minggu, 24 November 2024 | 12:40 WIB
Misteri Lubang Gravitasi di Samudera Hindia Akhirnya Terpecahkan!
Peta yang menunjukkan bagaimana ketinggian dan distribusi air akan berubah akibat gravitasi jika pengaruh pasang surut dan arus dihilangkan [Suara.com/lLivescience/Badan Antariksa Eropa]

Suara.com - Ada tempat di Samudera Hindia di mana gravitasi terasa lebih lemah. Wilayah ini, yang disebut "lubang gravitasi", adalah fenomena geologi unik di Bumi.

Permukaan laut di sana berada 106 meter lebih rendah dibandingkan rata-rata tempat lain. Tapi apa yang menyebabkan anomali ini?

Mengutip livescience.com, jawabannya membawa kita ke masa lalu, saat lautan purba mati dan membentuk medan gravitasi yang cacat.

Apa Itu Lubang Gravitasi?

Lubang gravitasi Samudera Hindia adalah wilayah di mana massa Bumi lebih sedikit dibandingkan daerah sekitarnya.

Efeknya, tarikan gravitasi melemah, dan permukaan laut "turun". Fenomena ini dikenal secara teknis sebagai geoid rendah.

Lubang ini mencakup area seluas 3,1 juta kilometer persegi, sekitar 1.200 km barat daya India.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1948, keberadaan lubang gravitasi ini membingungkan para ilmuwan.

Baru pada tahun 2023, sebuah studi berhasil mengungkap penyebabnya menggunakan simulasi komputer dari pergerakan mantel Bumi selama 140 juta tahun terakhir.

Baca Juga: Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta

Jejak Samudra Purba yang Hilang

Penelitian menunjukkan bahwa lubang gravitasi ini berkaitan dengan matinya samudra purba bernama Tethys. Lautan ini dulunya memisahkan superkontinen Laurasia dan Gondwana.

Ketika Gondwana pecah 180 juta tahun lalu, kerak bumi yang menopang Tethys mulai tergelincir dan tenggelam ke dalam mantel bumi.

Sekitar 20 juta tahun lalu, fragmen kerak ini mencapai dasar mantel dan menggantikan material berdensitas tinggi yang ada di sana.

Saat material padat tersebut digeser, gelembung magma raksasa berdensitas rendah dari "gumpalan Afrika" naik ke permukaan mantel, mengurangi massa keseluruhan wilayah itu dan melemahkan gravitasinya.

Apa Selanjutnya?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI