Revolusi ala Bos ChatGPT: Lupakan Batas Usia Produktif, yang Malas Belajar Bisa Tersingkir!

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 15:49 WIB
Revolusi ala Bos ChatGPT: Lupakan Batas Usia Produktif, yang Malas Belajar Bisa Tersingkir!
Samuel Altman, Bos ChatGPT. (imigrasi.go.id)

Filosofi Altman justru sebaliknya, yakni mendorong "pembelajaran seumur hidup" (lifelong learning) dan keberanian mengambil risiko tanpa memandang usia.

Ia percaya bahwa setiap orang harus mencari irisan antara tiga hal: keahlian, minat, dan nilai yang bisa diberikan kepada dunia.

Pertanyaannya, apakah perangkat kebijakan pemerintah sudah siap memfasilitasi "pekerja senior" yang ingin memulai karier kedua atau ketiga?

Program seperti Kartu Prakerja, meski bertujuan untuk reskilling dan upskilling, seringkali identik dengan angkatan kerja usia muda. Diperlukan sebuah terobosan kebijakan yang lebih inklusif dan tidak memandang usia.

Bank Indonesia sendiri telah menyadari pentingnya peningkatan literasi keuangan digital untuk semua kalangan, termasuk UMKM dan masyarakat di daerah tertinggal, sebagai kunci menghadapi transformasi ekonomi.

Namun, inisiatif ini perlu diperluas menjadi literasi teknologi dan adaptasi keahlian kerja secara masif.

Pesan Sam Altman bukan sekadar nasihat karier, melainkan sebuah sinyal peringatan bagi para pembuat kebijakan.

Batasan kaku "usia produktif" dan "usia pensiun" berpotensi menjadi penghalang di masa depan.

Jika pemerintah tidak segera merumuskan ulang strategi pengembangan sumber daya manusia yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap teknologi, Indonesia berisiko kehilangan potensi besar dari angkatan kerja senior yang, menurut Altman, seharusnya tak pernah berhenti berkarya.

Baca Juga: 5 Kota Idaman untuk Menikmati Masa Pensiun: Tenang, Nyaman dan Hemat Biaya Hidup

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI