Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 01 Oktober 2025 | 17:49 WIB
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
Gempa (Tumisu/Pixabay)

Suara.com - Publik digemparkan oleh dua peristiwa gempa bumi yang terjadi hampir berurutan. Pada Senin malam, 30 September 2025 pukul 19.00 waktu setempat, Filipina diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 6,9 yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan banyak bangunan roboh

Tak lama berselang, hanya berjarak sekitar tiga jam, wilayah Sumenep, Madura, Jawa Timur juga mengalami guncangan kuat dengan magnitudo 6,5 pada Selasa dini hari, 1 Oktober 2025 sekitar pukul 00.09 WIB.

Fenomena ini memunculkan spekulasi apakah kedua gempa besar ini saling terkait atau bahkan dipicu satu sama lain.

Sebagian masyarakat beranggapan ada hubungan karena waktunya begitu berdekatan, namun para ahli menilai perlu dilihat dari mekanisme tektonik dan data seismologi. 

Lalu, bagaimana faktanya? Simak inilah selengkapnya. 

Kronologi Dua Gempa

  • Gempa di Filipina

Gempa berkekuatan M 6,9 mengguncang Filipina tepatnya di kawasan Pulau Cebu pada Senin malam, 30 September 2025 pukul 19.00 waktu setempat.

Laporan dari otoritas setempat menyebut korban tewas mencapai 69 orang, dengan ratusan lainnya luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Getaran gempa ini dirasakan sangat kuat, menyebabkan kepanikan massal dan kerusakan infrastruktur di sejumlah kota.

Baca Juga: 28 September: Palu Bangkit dari Luka, Gelar Doa Lintas Agama untuk Korban Gempa

Gempa Filipina memiliki pusat gempa di darat dengan kedalaman menengah dan dikategorikan sebagai gempa tektonik akibat pergerakan sesar mendatar atau strike-slip fault.

  • Gempa di Sumenep

Hanya berselang sekitar tiga jam dari gempa Filipina, wilayah Sumenep, Madura, Jawa Timur juga diguncang gempa kuat. Menurut catatan BMKG, gempa terjadi pada 1 Oktober 2025 pukul 00.09 WIB dengan magnitudo 6,5. E

pisenter gempa berada di laut, sekitar 50 kilometer tenggara Sumenep dengan kedalaman 11 kilometer. Guncangan cukup dirasakan hingga ke beberapa daerah di Jawa Timur.

Gempa utama ini diikuti oleh 22 kali gempa susulan, dengan magnitudo tertinggi mencapai 4,4. Dampaknya, lebih dari 20 bangunan rusak dan beberapa warga mengalami luka akibat tertimpa material bangunan. 

Analisis Mekanisme Gempa

Berdasarkan data BMKG, kedua gempa ini memiliki karakteristik yang berbeda.Gempa Filipina termasuk kategori gempa tektonik dengan mekanisme mendatar (strike-slip fault), khas wilayah pertemuan lempeng Filipina yang memang rawan pergeseran horizontal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI