Mengenal Golden Blood: Golongan Darah Super Langka di Dunia, Cuma Dimiliki Puluhan Orang!

Nur Khotimah Suara.Com
Selasa, 25 November 2025 | 14:42 WIB
Mengenal Golden Blood: Golongan Darah Super Langka di Dunia, Cuma Dimiliki Puluhan Orang!
Ilustrasi golongan darah (Pexels)

Suara.com - Golongan darah umumnya terdengar sederhana, yakni A, B, AB, dan O. Masing-masing golongan darah itu bisa positif atau negatif.

Namun di balik sistem yang sudah dikenal banyak orang itu, terdapat kelompok darah yang jauh lebih langka, bahkan hampir tidak pernah muncul di populasi umum.

Jenis darah tersebut dikenal sebagai Rh null, atau lebih populer dengan sebutan "golden blood" karena kelangkaannya dan nilai medis yang sangat tinggi.

Hingga kini, diperkirakan hanya ada sekitar 50 orang di seluruh dunia yang memilikinya.

Mengutip IFL Science (23/9/2022), golongan darah langka ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1961 pada seorang perempuan dari komunitas Aborigin Australia.

Ilustrasi golongan darah. [National Cancer Institute/Unsplash]
Ilustrasi golongan darah. [Unsplash/National Cancer Institute]

Penemuan tersebut mengejutkan komunitas ilmiah karena Rh null tidak memiliki antigen di dalam sistem Rh, sebuah komponen penting dalam struktur sel darah merah.

Walaupun banyak orang mengenal istilah Rh positif atau negatif, kenyataannya terdapat lebih dari 50 antigen berbeda dalam sistem Rh, dan pemilik darah Rh null tidak memiliki satupun di antaranya.

Rh null terjadi akibat mutasi genetik yang bersifat autosom resesif. Artinya, seseorang hanya bisa memiliki darah ini jika menerima dua salinan gen yang sudah bermutasi dari kedua orang tua.

Situasi itu tergolong jarang terjadi, sehingga jumlah individu dengan darah ini sangat terbatas.

Baca Juga: Fakta-fakta Golongan Darah P, Golongan Darah Baru dan Langka Ditemukan di China

Karena sifat uniknya, Rh null dapat digunakan sebagai donor universal bagi orang dengan golongan darah sangat langka yang berkaitan dengan sistem Rh.

Meski terdengar seperti keistimewaan, kondisi ini juga dapat menimbulkan masalah serius. Pemilik darah Rh null hanya dapat menerima transfusi dari donor dengan darah yang sama.

Dengan jumlah pendonor yang sangat sedikit, transfusi darurat menjadi tantangan besar. Karena itu, dokter biasanya menyarankan pemilik darah Rh null untuk menyimpan atau membekukan darah mereka sendiri sebagai langkah antisipasi medis.

Ilustrasi golongan darah (Pexels/Karola G)
Ilustrasi golongan darah (Pexels/Karola G)

Selain berguna untuk transfusi pada pasien langka, darah Rh null memiliki peran penting dalam penelitian.

Darah ini digunakan dalam pengembangan obat imunologi, termasuk terapi untuk Rhesus Disease, sebuah kondisi yang dapat membahayakan janin ketika darah ibu dan bayi tidak kompatibel.

Menurut Laporan IFL Science pada 23 September 2025, para ilmuwan juga menilai Rh null sebagai kunci penting dalam upaya menciptakan darah universal, darah yang aman diberikan kepada siapa pun tanpa memicu reaksi imun. Bila hal itu berhasil, prosedur transfusi dapat berubah drastis dan menjadi jauh lebih aman.

Karena jumlah pemilik darah ini sangat sedikit, para peneliti mencoba menciptakan Rh null di laboratorium.

Mengutip BBC, pada 2018 ilmuwan dari Universitas Bristol berhasil memodifikasi sel darah menggunakan teknologi CRISPR-Cas9, dengan menghilangkan gen yang menghasilkan antigen tertentu, termasuk Rh.

Hasilnya, mereka menciptakan sel darah merah yang sangat kompatibel dan bebas antigen utama penyebab reaksi transfusi.

Penelitian serupa dilakukan di beberapa negara seperti Kanada, Spanyol, dan Amerika Serikat. Tim peneliti di Barcelona bahkan berhasil mengambil sel darah dari donor Rh null lalu memodifikasinya menjadi golongan O Rh null yang lebih fleksibel untuk penggunaan medis.

Meski demikian, para ilmuwan menegaskan bahwa produksi darah buatan masih jauh dari tahap penggunaan massal. Tantangan terbesarnya adalah membuat sel darah buatan matang dan stabil sebagaimana sel darah dalam tubuh manusia.

Walau teknologi berkembang pesat, pembuatan darah melalui rekayasa genetik masih dikendalikan ketat oleh regulasi global. Selain itu, prosesnya membutuhkan biaya besar dan uji klinis panjang sebelum dapat digunakan secara resmi dalam layanan kesehatan.

Untuk sementara waktu, pasien bergolongan darah langka seperti Rh null masih harus mengandalkan donor asli.

Meski begitu, penelitian terus berjalan dengan harapan suatu hari transfusi darah tidak lagi dibatasi oleh kecocokan donor dan penerima.

Jika darah universal benar-benar berhasil diwujudkan, prosedur medis modern bisa mengalami perubahan besar, terutama dalam situasi darurat dan operasi besar.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI